Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Penyair Terpaksa

21 Maret 2022   20:20 Diperbarui: 21 Maret 2022   20:29 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku merobek-robek kertas itu. Selembar kertas yang kesepian dan terluka.

Aku tersenyum bodoh. Meremasnya menjadi bola dan melontarkannya ke dalam keranjang sampah. Meleset.

Timbul ide untuk mencari penyair masa lalu yang kurang terkenal di internet ketika telepon berdering. Ibuku bertanya apakah aku sudah makan siang.

"Bagaimana dengan praktik dokter hewan?" Aku suka cara ibu mengucapkan kata-kata itu.

"Baik! Kemarin mengoperasi usus buntu seekor kucing Persia. Tiga jam tetapi tampaknya dia akan selamat. bagaimana kabar di rumah?"

"Bagus. Hanya obat asma Ibu hampir habis."

"Baiklah, nanti kusuruh apotek mengirimkan untuk Ibu. Aku khawatir-"

"Tidak usah. Bagaimana denganmu? Punya teman baru?"

"Lumayan capek. Aku sangat sibuk, tetapi aku akan pergi ke grup menulis pada hari Jumat." Keceplosan.

"Keren. Tapi jangan pernah percaya pada seorang penyair."

"Mengapa Ibu bilang begitu?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun