Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Penyair Terpaksa

21 Maret 2022   20:20 Diperbarui: 21 Maret 2022   20:29 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia pernah berpose berani untuk kalender. Bulan Juli dengan seikat mawar merah muda ditempatkan secara strategis.

Aku bertanya-tanya apakah ada arti penting warna tersebut.

Tato yang sudah kukenal karena aku sudah pernah bertemu Mei di gym. Aku tersandung buku catatannya dan mengirim benda itu ke bawah treadmill.

"Maaf."

Aku membungkuk dan memasukkan tanganku ke bawah ban berjalan, merasakan bulu-bulu sebelum bertemu dengan sampulnya yang keras. Menarik keluar dan meniup debu.

"Terima kasih. Salahku karena membiarkannya tergeletak begitu saja," katanya, melepas earphone dan mengambil benda itu.

"Aku tak bisa pergi ke mana pun tanpa buku catatan dan pena."

Dia tersenyum dan hendak naik ke mesin dayung.

"Mahiwal," kataku sambil menyodorkan tangan. Dia berhenti mendayung.

"Meilani." Dia mengulurkan tangannya. Saat itulah aku melihat treble clef dan not musik menari di pergelangan tangannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun