***
Pada suatu saat di malam hari, dia melihat ke langit sambil berjalan. Dia menghentikan langkahnya. "Kamu bisa jatuh tersandung," kata Jonas.
Melangkah di tengah kabut, saatnya kembali.
"Kini pikirkan sejenak. Apa artinya?" katanya. Tidak ada yang menjawab. Dia maju dengan ragu-ragu, bergerak seperti ikan yang baru saja dipancing. Menggeliat ingin menemukan jawaban.
Marini tak tahan lagi, dia maju menabak dinding kaca.
"Tidak berarti apa-apa," katanya.
Dia berhenti di depan dinding kaca, retakan kecil dirasakan oleh jari-jarinya. Menunggu di depan kaca tanpa berbalik. Dia ingin tidur agar bisa bangun lagi.
"Ini semua salah," katanya. Semuanya salah.
Tutup mata dan nyanyikan sebuah lagu. Lagu yang di malam hujan agar dia bisa tidur. Tidur.
***
Jonas melakukan segalanya. Persiapan, kremasi dan kendi abu. Mama Marini berduka. Ibu Jonas tidak tahu harus berkata apa untuk meredakan derita di hatinya. Dalam satu, dua, tiga, lima, enam jam, semuanya terjadi.