Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dilma

20 Maret 2022   16:16 Diperbarui: 20 Maret 2022   16:19 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dilma lima puluh tujuh tahun, sepuluh bulan lebih tua dariku. Dia adalah sepupu kesayanganku, sahabatku.

"Maaf, tapi aku harus menutup telepon. Sedang menunggu telepon dari pemakaman," kata Dilma.

"Mengapa?" tanyaku. "Siapa yang meninggal?"

"Aku."

"Enggak lucu."

"Aku enggak bercanda, Him. Dokter mengatakan tidak ada lagi yang bisa mereka lakukan."

"Pasti ada kesalahan." Aku merasakan sesuatu tersangkut di tenggorokanku.

"Tidak ada yang salah. Ginjalku jelek."

"Aku ... aku tidak percaya." Aku meneteskan air mata.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun