Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Berbagi Waktu

23 Februari 2022   14:42 Diperbarui: 23 Februari 2022   14:44 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Beberapa bulan yang lalu."

Bocah itu, dengan mata terpejam, mencoba mencium Seruni, mencondongkan tubuh dari jauh.

"Salaman saja," saranku, merasakan sakit di dada.

"Peluk," kata wanita itu, meskipun kata yang dia gunakan mungkin bukan sepenuhnya bermakna memeluk.

Anak-anak berjabat tangan, lalu peluk, atau berpelukan. Kami tertawa.

Akhirnya, bocah itu berhasil mencium Seruni di keningnya. Putriku menggeliat, cekikikan.

Kami memisahkannya, dan saat melakukannya tangan kami saling bersentuhan, mata bertemu, tahun-tahun runtuh.

Kini aku menampak kerutan di sudut matanya. Beberapa helai benang perak bersinar di rambut hitamnya yang berkilau.

Tidak, jika dia adalah hologram, dia tidak akan menua. Kami belum pernah memiliki anak sebelumnya, ketika kami bertemu di resto ini bertahun-tahun yang lalu. Selain itu, hologram-masa-lalu buram dan tidak akurat. Laporan teknologi memperkirakan perlu waktu bertahun-tahun sebelum hologram-masa-lalu dapat ditampilkan sebagai sesuatu yang indah.

Jantungku berdegup kencang saat aku berdiri, menggenggam tangan Seruni. Rasanya begitu ringan.

"Waktunya untuk menyelesaikan makan siang," kataku. "Ucapkan selamat tinggal."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun