Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cuma Wisata, Katanya

11 Februari 2022   15:10 Diperbarui: 11 Februari 2022   15:19 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dinginnya sepanjang waktu. Maksudku dingin yang aneh, bukan beku. Lebih seperti tidak nyaman, dingin. Cukup dingin untuk mati karena hipotermia.

Aku adalah salah satu sukarelawan pertama yang terpilih. Mereka bilang kami akan berwisata, melihat pemandangan. Mereka bohong.

Mereka membuat kami tidur nyenyak selama perjalanan, jadi kami tidak bisa melihatnya. Bahkan, melengkungkan ruang angkasa dan bepergian dengan kecepatan dua puluh tujuh kali kali kecepatan cahaya tetap membutuhkan lebih delapan belas tahun untuk mencapai sini.

Kami bertujuh belas saat berangkat dan kehilangan dua orang setelah sejauh sejuta klick dari Bumi. Reaktor sekunder di modul cadangan mengeluarkan cairan pendingin. Chiang May dan Balawan pergi untuk melangsir saluran pendingin sehingga kami dapat menyelamatkan sebagian perbekalan dan membuang modul. Mereka berdua direbus hidup-hidup. Sama sekali tak sedap untuk dilihat.

Kamu mungkin bertanya-tanya, "Di mana 'sini'?"

"Sini" adalah Nova Terra, dahulu disebut Kepler-186f. Lisa Quintana menemukan planet kelas M yang mengorbit bintang kerdil merah pada awal tahun 2014 dengan teleskop luar angkasa. Planet yang diperkirakan layak huni, tapi sebenarnya nyaris tidak sama sekali.

Udaranya sejuk, airnya bisa diminum, tanamannya bisa dimakan. Kami belum menemukan hewan asli, tapi aku bukan ahli zoologi. Itu adalah tugas Chiang May.

Ketika kami mendarat, angin terlalu kencang bagi kami untuk menyiapkan peralatan lingkungan hidup. Kami harus mengatasi badai dalam modul awak. Setelah hampir seminggu, barulah kami mulai membangun kubah ekosistem. Gaza, seorang insinyur struktur bangunan, memastikan kubah kami tahan angin kencang.

Dia yang pertama menghilang. Kami tidak tahu kapan itu terjadi. Tidak ada teriakan, dan tidak ada jejak kaki manusia atau pemangsa, berkat angin yang tak pernah berhenti berhembus. Selama empat bulan berikutnya, sembilan lagi dari kami menghilang secara misterius yang sama.

Kami semua ketakutan untuk keluar dari perimeter jarak pandang satu sama lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun