"punya aku. Dan ada anak-anak yang bisa kamu ajak bermain."
Mata Magda cerah dan sudut mulutnya berkedut, tapi kemudian ekspresinya menjadi waspada. "Apakah suster-suster dari panti asuhan akan ada di sana?"
Ahmad melihat memar di wajahnya, dan bibirnya mengencang. "Magda, tidak ada yang akan menyakitimu lagi, aku janji."
Dia menatap tajam ke arahnya, lalu mengangguk. "Bagaimana dengan ini?" tanyanya sambil menyodorkan bukunya.
"Ada salinannya di sisi lain."
"Tapi aku ingin salinan ini."
"Kalau begitu bawa."
Magda tersenyum untuk pertama kalinya. Dia mencengkeram buku usang dengan satu tangan dan mengambil tangan Ahmad dengan tangan lainnya. Mereka melayang menuju pintu yang muncul di langit-langit.
"Apakah benar-benar ada perpustakaan di Surga?" tanya Magda.
 "Tentu saja. Surga bukanlah surga tanpa perpustakaan."
Dan mereka melewati pintu.