"Itu terlalu buruk," kata Magda. "Cara matiku juga membosankan. Radang paru-paru. Seharusnya aku bilang ke kamu aku meninggal karena kecelakaan pesawat."
Ahmad tertawa. "Oh, kamu selalu bilang kepadaku hal-hal yang tak masuk akal."
"Kau tertawa terbahak-bahak, Ahmad," kata Magda. "Mengingatkanku saat kau masih kecil."
"Terima kasih." Ahmad tersenyum. "Katakan padaku, apakah kamu pernah melihat pintu di langit-langit?"
Magda membuang muka, membungkuk. "Aku tidak menyukainya."
"Bagaimana kalau aku memberi tahumu bahwa ada perpustakaan di sana? Perpustakaan setinggi gedung pencakar langit yang membentang sejauh mata memandang. Perpustakaan tempat kamu dapat menemukan buku apa pun, dan tidak pernah dikeluarkan dari peredaran."
"Bagaimana kau tahu?" Magda bertanya.
"Aku pernah di sana."
Matanya menyipit. "Betulkah? Kenapa kau kembali?"
"Untukmu," jawab Ahmad. "Aku tidak bisa senang mengetahui kamu masih di sini sendirian."
"Tapi aku yatim piatu," katanya, berkedip. "Aku tidak punya siapa-siapa di sisi lain."