Dia mengangkat buku itu dari bawah lengannya dan memeluknya ke dadanya. "Aku punya buku-bukuku," katanya.
Ahmad sempat melihat judulnya: Penelope the Pirate Princess. "Aku ingat bermain-main denganmu," katanya sambil tersenyum. "Kamu selalu memerankan Penelope, dan aku adalah Kapten Scurvy."
Sudut bibir Magda melengkung ke atas.
"Bolehkah saya melihatnya?" Ahmad bertanya.
Magda ragu-ragu, lalu memberinya buku itu. Sampul usang itu dicap "ditarik dari koleksi."
"Aku menyelamatkannya dari gerobak sampah," katanya. "Aku benci ketika mereka menyingkirkan buku-buku favoritku."
Ahmad mengembalikannya. Sekarang setelah dia lebih dekat dengannya, dia memperhatikan keadaan gaunnya yang compang-camping. Lebih buruk lagi, ada memar yang memudar di tepi pipi kiri dan pelipisnya. Dia ingat pernah melihat noda hitam sebelumnya, tapi dia tidak pernah menanyainya.
"Kenapa kamu kembali?" dia bertanya. "Umurmu empat puluh?"
Ahmad meringis. "Dua puluh tiga."
Magda mengangkat bahu. "Sudah dewasa. Bagaimana kamu mati?"
Ahmad menyeret kakinya yang nyaris tak menyentuh lantai. "Aku seorang mahasiswa kedokteran," katanya. "Setelah shift yang panjang, aku tertidur dalam perjalanan pulang dan menabrak tiang listrik."