Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Delusi

27 Januari 2022   21:53 Diperbarui: 27 Januari 2022   22:00 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sebenarnya sangat normal."

"Bagaimanapun, aku membakar Imung. Aku hanya ingin melihat apa yang akan terjadi. Setelah dia terbakar menjadi setumpuk abu, aku merasa seperti benar-benar membunuhnya. Ibuku menemukanku menangis di kamar. Dia marah ketika aku memberi tahu dia bahwa aku bermain api, tetapi dia menjelaskan bahwa hanya aku yang mengira Imung itu hidup. Tidak ada orang lain yang akan menganggapnya sebagai pembunuhan. Aku mengerti apa yang ibu katakan, tetapi aku masih merasa bersalah."

"Apakah Anda pikir rasa bersalah ini telah menjadi manifestasi boneka Anda menjadi hidup dalam mimpi Anda?"

"Mungkin, tapi aku tidak tahu mengapa itu bisa terjadi. Aku tidak pernah memikirkannya selama bertahun-tahun. "

"Saya khawatir bahwa Anda kehilangan ingatan lebih dari yang Anda duga. Mungkin saja karena kurang tidur, tetapi Anda tampaknya tidak memiliki masalah itu lagi. Pastikan untuk menebus resep ini, saya memberi Anda Quetiapine."

***

"Bagaimana tidur Anda semalam?"

"Tidur nyenyak seperti bayi."

"Saya terkejut mendengarnya setelah apa yang Anda katakan terakhir kali."

"Apa yang aku katakan padamu?"

"Anda memberitahu saya tentang mimpi buruk yang mengerikan. Anda menjadi trauma."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun