Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Muatan Pulang

21 Januari 2022   09:10 Diperbarui: 21 Januari 2022   09:51 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kosong," jawab Tajul. "Bongkar batu ke atas bukit dan turun kosong."

Petugas itu tersenyum. "Kawan, ini hari keberuntunganmu. Pemerintah akan membayar uang kopi."

Empat puluh lima menit kemudian, Tajul melanjutkan perjalanannya. Truknya penuh dengan tanaman ganja. Bukan hanya penuh, tetapi terlalu banyak.

Petugas lapangan telah mencabut begitu banyak pohon ganja sehingga tumpukannya mencuat di atas bak dan menggantung di samping.

Sesungguhnya anak-anak BNN telah menyewa truk si Opung Luhut dari kota, tapi tentu saja truk rongsokan Opung mogok di tengah jalan.

Truk Tajul yang kebetulan saja lewat merupakan keberuntungan bagi BNN. Para petugas lelah dan ingin segera pulang juga. Tajul menyebutkan harga tinggi dan mereka menerimanya tanpa mengedipkan mata.

Jadi di sinilah dia, mengangkut ganja atas permintaan pemerintah, dua mobil patroli di depan dan dua di belakang, keempat lampu strobo dan sirene menyala semuanya.

Ketika sampai di jalan raya, mereka menambah kecepatan dan ganja mulai beterbangan dari bak belakang truk. Mobil patroli di belakangnya harus menggunakan wiper beberapa kali.

Mereka melewati beberapa pejalan kaki dan dia bersumpah melihat salah satu dari mereka terkena hantaman cabang penuh di kepalanya.

"Nikmati saja daun surga gratis, sobat," katanya sambil tertawa.

Dia menelepon istrinya untuk memberi tahu dia bahwa dia akan terlambat untuk makan malam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun