1. Metafiksi eksplisit/implisit
Metafiksi eksplisit diidentifikasikan melalui penggunaan elemen metafiksi yang jelas pada permukaan naskah, mengomentari kepalsuan dan kutipannya sendiri.
Metafiksi eksplisit digambarkan sebagai cara bercerita. Contohnya: seorang narator yang menjelaskan proses pembuatan cerita yang mereka ceritakan.
Alih-alih mengomentari naskah, metafiksi implisit mengedepankan media atau statusnya sebagai penciptaan melalui berbagai teknik, misalnya, teknik disruptif seperti metalepsis (frasa atau kata yang sudah umum digunakan sebagai konteks yang sama sekali baru), bergantung lebih dari bentuk metafiksi lain pada kemampuan pembaca untuk mengenali perangkat ini untuk membangkitkan pembacaan metafiksi. Metafiksi implisit digambarkan sebagai mode pertunjukan.
2. Metafiksi langsung/tidak langsung
Metafiksi langsung menetapkan referensi di dalam naskah yang dibaca. Sedangkan metafiksi tidak langsung terdiri dari metareferensi di luar naskah, seperti refleksi pada karya atau genre sastra tertentu lainnya (seperti dalam parodi) dan diskusi umum tentang masalah estetika.Â
Karena selalu ada hubungan antara naskah di mana metafiksi tidak langsung terjadi dan naskah atau masalah eksternal yang dirujuk, metafiksi tidak langsung selalu berdampak tak langsung pada naskah yang dibaca.
3. Metafiksi kritis/non-kritis
Metafiksi kritis bertujuan untuk menemukan artifisial atau fiksi dari sebuah naskah dalam beberapa cara kritis, yang sering dilakukan dalam fiksi postmodernis.Â
Metafiksi non-kritis tidak mengkritik atau melemahkan artifisial atau fiksi dari sebuah naskah dan dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa cerita yang dibaca adalah otentik', umumnya adalah metafiksi yang berpusat pada media/kebenaran atau fiksi.
4. Metafiksi yang berpusat pada media (umum)/kebenaran atau fiksi (khusus)