Metafiksi adalah bentuk fiksi yang menekankan konstruksinya sendiri yang secara terus-menerus mengingatkan pembaca untuk sadar bahwa mereka sedang membaca atau melihat sebuah karya fiksi.Â
Metafiksi adalah kesadaran diri tentang bahasa, bentuk sastra, dan penceritaan. Metafiksi sering digunakan sebagai bentuk parodi atau alat untuk menertawakan kemufakatan sastra dan mengeksplorasi hubungan antara sastra dan realitas, kehidupan, dan seni.
Gampangnya, metafiksi adalah fiksi tentang fiksi. Misalnya, novel tentang pengarang novel yang menulis sebuah novel.
Dan karena definisinya adalah 'fiksi tentang fiksi', maka Frozen dan Maleficent besutan Disney juga dapat dikelompokkan sebagai metafiksi (selain sebagai subgenre 'High Fantasy'Â yang lebih spesifik lagi).
SejarahÂ
Istilah metafiksi sendiri pertama kali dicetuskan oleh William H. Gass pada tahun 1970 dalam bukunya Fiction and the Figures of Life. Meski begitu, karya-karya yang dapat dikategorikan sebagai metafiksi terbit jauh sebelum itu. Era 70-an adalah puncak kejayaan fiksi eksperimental (metafiksi merupakan bagian darinya).
Novel pertama yang dianggap sebagai pelopor metafiksi adalah The Life and Opinions of Tristram Shandy, Gentleman karya Laurence Sterne (1759).
Dalam salah satu adegan, Tristram Shandy, tokoh eponim dan narator dari novel tersebut, mengedepankan proses penciptaan sastra dan berbicara tentang awal mula buku. Adegan tersebut membangkitkan respons metafiksi yang eksplisit.Â
Meski menulis buku bukanlah titik plot, adegan ini juga bukan terjadi di awal novel, tapi refleksi metafiksi menjadi latar depan. Selain itu, narator menyapa pembaca secara langsung, sehingga menghadapkan pembaca dengan fakta bahwa mereka sedang membaca naskah yang sedang dibangun.
Komik Deadpool (Marvel) juga merupakan metafiksi, karena tokoh utama memiliki kesadaran jika dia merupakan tokoh komik.
Bentuk-Bentuk Metafiksi
Menurut Werner Wolf (Metareference across Media: The Concept, its Transmedial Potentials and Problems, Main Forms and Functions, 2009), metafiksi dapat dibedakan menjadi empat pasang bentuk yang dapat digabungkan satu sama lain.
1. Metafiksi eksplisit/implisit
Metafiksi eksplisit diidentifikasikan melalui penggunaan elemen metafiksi yang jelas pada permukaan naskah, mengomentari kepalsuan dan kutipannya sendiri.
Metafiksi eksplisit digambarkan sebagai cara bercerita. Contohnya: seorang narator yang menjelaskan proses pembuatan cerita yang mereka ceritakan.
Alih-alih mengomentari naskah, metafiksi implisit mengedepankan media atau statusnya sebagai penciptaan melalui berbagai teknik, misalnya, teknik disruptif seperti metalepsis (frasa atau kata yang sudah umum digunakan sebagai konteks yang sama sekali baru), bergantung lebih dari bentuk metafiksi lain pada kemampuan pembaca untuk mengenali perangkat ini untuk membangkitkan pembacaan metafiksi. Metafiksi implisit digambarkan sebagai mode pertunjukan.
2. Metafiksi langsung/tidak langsung
Metafiksi langsung menetapkan referensi di dalam naskah yang dibaca. Sedangkan metafiksi tidak langsung terdiri dari metareferensi di luar naskah, seperti refleksi pada karya atau genre sastra tertentu lainnya (seperti dalam parodi) dan diskusi umum tentang masalah estetika.Â
Karena selalu ada hubungan antara naskah di mana metafiksi tidak langsung terjadi dan naskah atau masalah eksternal yang dirujuk, metafiksi tidak langsung selalu berdampak tak langsung pada naskah yang dibaca.
3. Metafiksi kritis/non-kritis
Metafiksi kritis bertujuan untuk menemukan artifisial atau fiksi dari sebuah naskah dalam beberapa cara kritis, yang sering dilakukan dalam fiksi postmodernis.Â
Metafiksi non-kritis tidak mengkritik atau melemahkan artifisial atau fiksi dari sebuah naskah dan dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa cerita yang dibaca adalah otentik', umumnya adalah metafiksi yang berpusat pada media/kebenaran atau fiksi.
4. Metafiksi yang berpusat pada media (umum)/kebenaran atau fiksi (khusus)
Sementara semua metafiksi yang entah bagaimana lebih dekat ke kualitas fiksi atau narasi dan dengan demikian umumnya berpusat pada media. Dalam beberapa kasus ada fokus tambahan pada kebenaran atau penemuan (fiksi) dari sebuah naskah, yang pantas disebut sebagai bentuk khusus. Saran dari sebuah cerita yang otentik (yang sering digunakan dalam fiksi realistis) akan menjadi contoh metafiksi yang berpusat pada kebenaran (non-kritis).
Penutup
Pembahas tentang metafiksi ini tercetus dari tanggapan bahwa tulisan "Apakah Bumi Mempunyai Masa Depan?" bukan merupakan fiksi (cerpen). Namun pembaca yang teliti akan menemukan plotnya pembahasan tentang 'genre sastra Bumi'.
Pertanyaanya:Â
Apakah "Apakah Bumi Mempunyai Masa Depan?" termasuk dalam bentuk metafiksi 1, 2, 3, atau 4?
Bandung, 12 Januari 2022
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI