Dia menggelengkan kepalanya dan matanya dengan cepat mencari tab "BATALKAN LELANG", lalu menggerakkan kursor dan jarinya bersiap-siap untuk mengkliknya.
Listrik mendadak padam.
"Tidak!" Joko berteriak, melompat dari meja dan menatap layar laptop yang gelap. Benda antik sialan itu hanya berfungsi saat dicolokkan ke stop kontak.
Apa yang terjadi? Aku membayar tagihan listrik, kan? Atau jangan-jangan---
Ketukan di pintu menginterupsinya, tetapi Joko mengabaikannya. Dia tidak ingin berurusan dengan tetangganya yang sok tahu. Ketukan itu berlanjut.
Dia membuka pintu dan bersiap untuk berteriak pada siapa pun yang ada di baliknya. Yang mengejutkannya, ternyata Luhut yang berdiri di depan pintu.
"Hei, Bro!" sapa rekan kerjanya dengan seringai lebar yang biasa.
"Luhut? Apa yang kamu lakukan di sini?"
"Aku merasa agak tak enak di food court tadi. Boleh aku masuk?"
"Tentu, tentu."
Joko membawa Luhut ke ruang tamunya yang sempit. Sebenarnya hanya sebuah sofa di depan televisi bekas yang dibelinya tahun lalu. Dia juga meletakkan jarinya di bibirnya dan menunjuk ke dua kamar di lorong dengan pintu tertutup.