Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Toko Organ

12 September 2021   21:13 Diperbarui: 12 September 2021   21:19 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Tidak apa-apa. Anda dapat dioperasi di orbit, tidur saat transit ke kapal penjelajah, dan tetap tidak sadarkan diri selama penerbangan. Kami akan membuat Anda bugar dengan stimulasi otomatis dan mengkalibrasi kaki untuk gravitasi Alpha Centauri 5."

Aku menunjuk sepasang kaki cokelat di dinding. Dia membuat catatan, lalu memutar layar untuk menunjukkan daftar peningkatan. "Penggantian tungkai kaki di bawah lutut, butuh penyesuaian enam bulan. Apakah Anda ingin kami memperbaiki yang lain?"

Harganya menggiurkan, tapi menggoda. Aku sama sekali tidak menyangka kalau ini akan sangat mudah. Aku memakai tungkai buatan di bawah lutut, jadi aku tidak keberatan untuk menggantinya, tetapi dia tampak sangat senang dengan profil diriku. Mungkin aku bisa mengambil risiko untuk beberapa perubahan yang lebih dramatis?

Sungguh menakjubkan dengan apa yang mereka tawarkan. Lengan, mata, hidung, telinga, jantung dan paru-paru baru. Tapi juga ... 'saluran air'.

Aku mengetuk item yang kuinginkan pada daftar. Pramuniaga itu mengedipkan sebelah matanya.

"Tidak masalah, Tuan Syauki. Besar atau kecil?"

"Kecil sudah cukup."

Dia membaca ulang. "Jadi itu reparasi lengkap dari pinggang ke bawah. Warna cokelat melayu. Ada yang lain?"

Aku menggelengkan kepala dan menekan kode pembayaran. Nilainya besar, tapi tidak sia-sia.

"Terima kasih, Tuan Syauki. Semua akan dipasang sesuai pesanan Anda."

Aku tersenyum saat meninggalkan toko.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun