"Sebenarnya hanya seratus dua puluh kilometer per jam," kata Aiptu Jauhan. Kemudian, dengan desahan bingung dia menambahkan, "Oke, Anda boleh pergi."
Jahanara mengulurkan tangan kanannya untuk mendapatkan SIM-nya kembali.
Jauhan menatap jari-jari Jahanara dan tergagap, "Anda ... tidak memakai cincin kawin." Lalu tersipu-sipu salah tingkah.
Jahanara mengangkat bahu. Aku harus bertindak.
Dia berkata, "Aiptu ... maksudku, Mas Jauhan, apakah Mas tahu di mana kita bisa ngopi enak di dekat sini?"
Bandung, 20 Juni 2021Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H