Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Membantah Teori Flat Earth

20 Juli 2016   09:10 Diperbarui: 4 April 2017   18:02 14007
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gleason's New Standard Map of The World (1892) | maps.bpl.org

Sebelum membahas tentang foto, pertama kita pahami dulu gerak rotasi bumi dan lintasan revolusi bumi mengelilingi matahari.

Bumi berotasi pada sumbu miring 23,5Ëš terhadap garis edar matahari dalam waktu dua puluh empat jam. Hal ini menjadikan adanya siang dan malam.

www.decodedscience.org
www.decodedscience.org
Bumi juga beredar mengelilingi matahari dalam lintasan berbentuk elips, sehingga ada 4 musim di wilayah subtropis, equinox (siang dan malam sama panjang di katulistiwa), white night (malam putih) dan solstice (matahari tengah malam) di wilayah dekat kutub.

http://www.infobarrel.com/
http://www.infobarrel.com/
Selanjutnya sedikit tentang fotografi.

Kamera yang digunakan NASA untuk memotret bumi dari satelit Deep Space Climate Observatory yang diluncurkan pada tanggal 11 Februari 2015 adalah Earth Polychromatic Imaging Camera (EPIC), kamera CCD empat megapixel dan teleskop. Gambar bumi yang ditampilkan dihasilkan dengan menggabungkan tiga gambar terpisah untuk membuat gambar berkualitas fotografi. Kamera mengambil 10 gambar menggunakan filter narrowband berbeda - dari ultraviolet ke inframerah dekat - untuk menghasilkan berbagai produk ilmu pengetahuan.

Selama ‘bermain-main’ dengan citra satelit (tahun 2000 - 2003 dan 2005 – 2008) penulis bekerja dengan citra satelit pankromatrik 7 kanal.

Kegunaan citra pankromatik banyak, bukan hanya sekadar menghasilkan foto bumi. Mulai dari kontur rupa bumi hingga tingkat laju pertumbuhan populasi vegetasi (setidaknya itu yang dulu penulis kerjakan).

Kembali pada tudingan bahwa foto bumi NASA adalah rekayasa CGI karena warnanya tidak konsisten.

Silakan foto suatu objek diam (misalnya gunung) dari satu titik stasioner (tetap) setiap 3 bulan pada jam yang sama dalam setahun. Tidak perlu gonta-ganti kamera seperti setiap kali NASA meluncurkan satelit baru. Bandingkan fotonya, apakah warnanya akan tetap sama?

Cuaca, jarak bumi ke matahari, kamera yang digunakan mempengaruhi foto Bumi dari NASA.

Menurut Pengusung teori Flat Earth, Tidak ada satupun satelit di luar angkasa yang bisa dilihat oleh teleskop atau dideteksi dengan radio manapun di bumi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun