“Kompasiana itu citizen journalism,” sambungnya lagi.
Citizen journalism? Jadi wartawan, dong! Terus siapa yang mau aku wawancarai? Peristiwa apa yang dapat kuliput? Sebagai konsultan IT (saat itu, sekarang sudah pensiun dini -pen), aku hanya mewawancarai dan diwawancarai tentang hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan. Dan karena umumnya yang kugarap adalah proyek pemerintah, tentu tak bisa sembarangan membuat ‘berita’ yang mungkin saja sensitif. Aku tidak sebodoh Banyu Biru atau yang mengangkatnya jadi intel melayu!
Karena ingin menjajal lomba muisi-nya RTC (siapa tahu nanti puisiku terselip juga dalam buku yang diterbitkan), akun K ini lahir juga. Jangan tanya bagaimana ribetnya saat mendaftar, karena saat itu server K sedang ngadat.
Sebagai pemanasan sebelum lomba, untuk postingan pertama lahirlah puisi acakadut berjudul Rancak si Boim. Tulisan itu ditambah stiker HIGHLIGHT. Sumpah aku nggak ngerti apa maksudnya. Karena beberapa tulisan berikutnya tidak dapat gambar tempel, aku berasumsi semua tulisan perdana dapat bonus stiker.
Karena puisi yang boleh diikutsertakan dalam event lomba paling banyak 2 (dua), aku bikin saja semaksimal mungkin. Puisi pertama dengan judul [Merah Putih RTC] Berani Suci dapat stiker HIGHTLIGHT lagi. Tapi yang kedua, [Merah Putih RTC] Merdeka Itu tidak. Maka aku merasa bahwa puisi pertamaku (walaupun belum tentu menang, dan memang nyatanya tidak), bakal masuk buku. Horeee!
Yang masuk dalam buku kumpulan puisi Pelangi Cinta Negeri: 70 Tahun Indonesiaku adalah puisiku yang kedua.
Buku tersebut merupakan buku kedua RTC setelah Rampaian Perempuan Negeri, hasil lomba Cerita Mini dalam rangka menyambut hari Kartini.
Ketika kembali RTC mengadakan event bertajuk Lomba Fiksi Penggemar RTC di mana karya-karya pilihan akan diterbitkan oleh salah satu penerbit besar, sebetulnya aku sudah menyiapkan naskahnya. Hanya saja saat deadline aku mempunyai kesibukan yang tidak bisa ditinggalkan sehingga gagal mengirim naskah tersebut. No regret.
Kompasianival Pertamaku
Menjelang akhir tahun 2015, linimasaku penuh dengan ocehan para sahabat tentang Kompasianival. Karena penasaran aku mencari tahu. Ternyata gratis. Ikut dong! Aku ingin berkenalan dan bertatap muka langsung dengan para Kompasianer kawakan. Tak perlu namanya kusebut satu-satu, bakal pecah rekor tulisan terpanjang di K.
Sob Buyut Trader alias Manusia Kucing mengirim pesan:
“Mas, datang ke Kompasianival?”