Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bermula dari Canda Biasa

10 Juni 2021   09:52 Diperbarui: 10 Juni 2021   10:08 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(2)

mengigau namamu, selamanya
seperti lantunan mantra magis
jauhlah dariku, pindah kota,
jangan jadikan taruhan iblis

pergilah jauh, jangan kembali
biar ku lupa, kau pernah ada.
air mata yang turun di pipi?
satu sapuan, mengering sirna

ah, masih adakah yang menitik?
biar, tertutup rambut menjulai
melambai, dalam dada tercabik
tadi setitik, menganak sungai

masih terus mengalir, membanjir,
bayangmu tak pudar: ada, hadir.

(3)

bayangmu tak pudar: ada, hadir
penuhi relung, mengisi ruang
kau bawa daku ke titik nadir,
racau namamu berulang-ulang

o, kau buat segala merana!
tidur gelisah makanpun susah,
antara tidurku dan terjaga-
ku sebut namamu—bisik desah.

memandang kaki langit, langkahmu
berhembus angin barat, terpana—
senja yang turun di hutan bambu
kau mainkan suling ocarina.

maka ku tulis stanza berbaris
soneta lama: puisi liris

(4)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun