Mohon tunggu...
Ayah Farras
Ayah Farras Mohon Tunggu... Konsultan - mencoba menulis dengan rasa dan menjadi pesan baik

Tulisan adalah bagian dari personal dan tak terkait dengan institusi dan perusahaan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Surat Cinta Kala Kecil

25 Maret 2023   22:30 Diperbarui: 26 Maret 2023   00:21 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhirnya semua riang karena satu persatu dari aku maupun kawan-kawan bisa mandi bersama dari hasil timbaan masing-masing. Mandinya juga tanpa memakai apa-apa alias telanjang, namanya juga anak-anak.

Beberapa saat waktu kunikmati mandi dan tertawa, sesekali Komar kawanku yang memang dituakan karena umurnya lebih diatas dua tahun menyiram air dari samping dengan gayungnya. Riri juga tak kalah serunya berendam di bak penuh air yang luber tumpah karena terus mengobak airnya naik turun.

Kebiasaan ini memang sering dilakukan karena banyak kawan-kawan yang punya jam masuk sekolahnya siang. Jadi santai saja menikmati kebersamaan mandi hingga menjelang jam 12 siang. Kecipak air meningkat tensi tawa dan aksi yang lucu-lucu juga dari mulai menumpahkan shampo Tancho ke bak Riri sampai menyabuni mata dari kawan-kawan yang lengah.

Keseruan ini sepertinya mulai berakhir. Komar paling tersadar akan situasi itu. Aku dan lainnya belum sadar kalau situasi sudah berubah seratus depan puluh derajat pas.

Komar beranjak dari dekat ember miliknya yang sudah mulai sedikit airnya. Kita semua jelas masih dalam situasi menikmati mandi tanpa pakaian apapun. Dari arah lorong gang yang mengarah ke sumur nampak bayangan menuju arah kita semua. 

Mar, mo kemana? tanya aku penuh penasaran begitu juga kawan-kawan lainnya. "Sebentar, kita sepertinya ada tamu nih" kata Komar dengan tegang menyampaikan kabar itu dengan muka bingung.

Rupanya sang bayangan di ujung lorong itu seperti memberi tanda memanggil Komar. tak lama Komar mengambil handuknya bergegas hampiri sosok itu. Dari jarak sekitar lima meter kita amati sosok misterius tersebut yang dengan masih mengenakan kostum SD-nya. Dari pandangan jarak tersebut seperti sosok itu menyerahkan sesuatu seperti amplop surat putih, dugaanku.

Aku dan sebagian kawan lainnya masih di situasi menunggu kelanjutan kabar sesekali meraih gayung dan mengguyur tubuh dengan air.

*****************************

Riri masih terus menimba air sumur untuk memenuhi baknya yang mulai surut airnya.

Tak lama Komar datang kembali ke riungan kita dan mengatakan hal mengejutkan. " Ket, ini ada surat dari Kiky. Katanya khusus buat elo dan mesti dibaca sekarang," Kata komar menyebut namaku sambil melempar senyum buat semuanya yang ada. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun