Gelisah tak berujung
Lihat kursi semakin bergoyang
Sebab apa gerangan
Bergoyang pelanÂ
Semakin kencangÂ
Hingga seakan mau rubuh
Sebab apa kursi bergoyang
Hingga keringat bercucuran
Kursi pernah bergoyang
Namun tak sehebat ini
Jika memang angin jadi penyebab
Kejar dan tangkap
Sekalipun sulit harus dapat
Namun angin adalah angin
Tak ada yang bisa meraba
Apalagi menahan anginÂ
Harus ada yang disalahkan
Kursi bergetar tak hanya bergoyang
Raja semakin murung
Dalam murung sang raja
Terdengar alunan merdu
Alunan suara suling nan menggoda
Dirasa inilah sebab kursi raja bergoyang
Suara lirih sang raja keluar
Wahai patihku kejarlah sumber suara itu
Rebut serulingnyaÂ
Bubarkan para penikmat suaranya
Tak disangkaÂ
Asal suara seruling dari seorang anak gembala
Riuh dinikmati oleh rekan gembala lainnya
Semua bergembira hingga tanah bergetar
Seisi alam seakan bergembiraÂ
Tak sadar kegembiraan goyangkan kursi
Kursi sang raja yang mulai cemas
Sang patih jalankan titah raja
Rebut seruling sang gembala
Mematahkan hingga terbelah dua
Sang gembala tak menangis
Begitu juga para penikmatnya
Seruling hanyalah sebuah
Patih pergi menghadap sang raja
Dua potong seruling yang terbelah
Dipersembahkan langsung kepada sang raja
Tampak raja tersenyum lepasÂ
Bahagia dan puas
Tidur lelap dalam selimut ketenanganÂ
Hingga pagi hari datangÂ
Sang raja bangun
Sapa mentari yang cerah ceria
Bergegas menuju kursi singgasana
Terlihat bergetar dan bergoyang lebih kencang
Lebih kencang dari kemarin
Kecemasan tak bisa lagi menutupi sang raja
Bukankah sumber kegaduhan sudah kudapatkan?Â
Bahkan serulingpun sudah tak dapat berbunyi
Kembali patih dipanggil
Lantang suara sang raja
Tanya sebab mengapa kursinya bergoyang
Lebih keras dan kencang dari kemarin
Bahkan sepertinya tak lama lagi akan rubuh
Patih menjawab dengan penuh keyakinan
Seruling sang gembala memang sudah patah
Tak ada bunyi indah lagi
Tak ada kegaduhan lagi
Namun suara seruling sang gembala melekat
Suara indahnya melekat di hati penikmatnya
Seakan terus terdengar dan terngiang
Bahkan kini lebih banyak lagi penikmatnya
Kemerduan dan keindahan adalah abadi
Getaran hati para penikmatnya berlimpah
Hingga bisa menggetarkan kursi sang raja
Tak ada yang bisa dilakukanÂ
Sekalipun titah kuasa sudah dijalankan patih
Sekarang hanyalah menunggu kursi rubuh
Tanpa ada yang bisa dicegah atau disalahkan
(Isk)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H