Mohon tunggu...
Ayah Farras
Ayah Farras Mohon Tunggu... Konsultan - mencoba menulis dengan rasa dan menjadi pesan baik

Tulisan adalah bagian dari personal dan tak terkait dengan institusi dan perusahaan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mei 1998, Saksikan Kisah Kelam Tangis dan Darah dari Teras Matraman

13 Mei 2020   15:07 Diperbarui: 13 Mei 2020   15:14 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hal tersebut masih jadi tanda tanya tebal yang menggelayut dalam pikiran banyak orang walaupun sudah ada yang membuat penyelidikan independen. Banyak sekali korban jiwa atas peristiwa kerusuhan 98 bahkan yang bikin muaknya adalah munculnya kabar perkosaan di tengah tragedi tersebut.

Saya hanya bisa melihat dan coba jalan keluar menuju lokasi-lokasi yang dijarah. Sepanjang jalan saya temui ada pemandangan luar biasa dimana seperti pesta yang tak lazim. 

"Wah, si bapak kuat sekali memanggul kulkas dengan tentengan plastik padat berisi", teriak saya dalam hati. Lalu lalang warga seperti semut yang bersalaman dua arah tak henti-henti. Negara seperti tak bertuan dan apapun bisa terjadi dalam situasi ini. Namun rakyat seperti sudah tidak perduli ataupun takut akan keadaan.

Konvoi Kendaraan Lapis Baja Marinir

Dalam suasana hiruk pikuk penjarahan saya bersama kawan-kawan tetap berkumpul di Matraman sambil seruput kopi dan ada rokok yang terus menyala menemani obrolan pinggir jalan sesekali genjrengan gitar kayu iringi nyanyian kami. Kami hanya melihat dan menyaksikan orang-orang yang sibuk pulang pergi silih berganti menopang barang-barang jarahan beragam jenis. 

Tak kuasa berkata apa-apa hanya bisa menyaksikan. Tibalah malam semakin larut dan saat inilah yang biasa kami inginkan di mana suara mulai senyap dan sepi namun obrolan semakin asyik. 

Kesenyapan malam itu terusik dengan terdengarnya suara yang sebelumnya tak pernah kami dengar. Suara keras begemuruh namun terus berjalan dan semakin keras terdengar ke arah kami. Kami penasaran dan coba cari tahu asal suara tersebut. 

Pemandangan yang memang belum pernah saya saksikan sebelumnya tengah malam jelang dini hari. Saya lihat konvoi kendaraan lapis baja atau tank tempur ukuran besar mengaspal di jalan raya Matraman Jakarta Timur berjumlah besar arah ke Kampung Melayu entah mau kemana. Konvoi kendaraan lapis baja dikendarai oleh pasukan khusus salah satu angkatan kesayangan rakyat di kala itu yaitu Marinir. 

Sampai penasaran melihat lebih dekat sisa jejak roda rantai tank yang membekas di aspal jalan Matraman Raya. Lagi-lagi saya dan banyak orang yang melihat saat itu bertanya-tanya akan ada kejadian apa lagi. Kondisi saat itu penuh hal yang tak terduga karena penjarahan sudah terjadi tidak ada pengontrol keamanan yang ketat.

Politik dan Kekuasaan Jangan Jadi Gula Keserakahan

Kita berharap kejadian penjarahan berdarah Mei 98'tidak terulang lagi karena hanya menyisakan cerita tangis dan darah yang tumpah. Sekalipun politik jadi pertarungan yang berat untuk diperebutkan jika bisa pilih jalan lain dimana rakyat tak lagi menjadi korban. Hasil setelah dari kerusuhan 98' tersebut Pak Harto lengser keprabon alias mundur dari jabatan Presiden. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun