Mohon tunggu...
Muhammad Asif
Muhammad Asif Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer and reseacher

Dosen dan peneliti. Meminati studi-studi tentang sejarah, manuskrip, serta Islam di Indonesia secara luas.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Sepenggal Kisah tentang Perjalanan Penelitian dan Taksi Nakal

24 Maret 2019   21:49 Diperbarui: 25 Maret 2019   13:17 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua kisah sopir di atas, meskipun mungkin sangat kasuistik dan mungkin tidak bisa digeneralisir tapi setidaknya bisa mewakili gambaran taksi online dan taksi konvensional . Saya pribadi untuk setiap bepergian ke luar kota berikutnya biasanya lebih memilih taksi online karena beberapa alasan. Selain lebih efisien dan praktis, biayanya lebih pasti. 

Selain tentu saja banyak sopir taksi online yang ramah dan mengutamakan pelayanan. Mungkin karena ingin dapat banyak bintang dan pada akhirnya bonus atau entahlah. Meski ada juga sopir taksi konvensional yang ramah dan jujur. Dan saya yakin masih sangat banyak. Tapi online lebih praktis dan efisien. Dan mudah tentu saja. Sementara taksi kovensional mestinya harus banyak berbenah jika tak ingin tertinggal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun