Mohon tunggu...
Dimas almasih
Dimas almasih Mohon Tunggu... Bankir - Dulunya vocalist

B aja

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menguak Sejarah Panjang Derby Della Madoninna

12 Mei 2020   20:06 Diperbarui: 12 Mei 2020   20:06 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

10 januari 1909 menjadi hari yang sangat bersejarah untuk publik sepakbola di kota Milan. di hari itu mereka menyaksikan untuk pertama kalinya dua klub besar sepkbola di Milan harus saling beradu dilapangan hijau.

Di hari itu menjadi tonggak sejarah perseteruan antara dua klub bersaudara, AC Milan dan Internazionale yang nantinya akan lebih dikenal dengan nama derby della madoninna.

Derby della madoninna menjadi satu dari sekian banyak pertandingan yang mempertemukan dua rival sekota. namun, derby della madoninna memiliki gengsi serta levelnya sendiri.

AC Milan dan internazionale merupakan klub sekota yang sudah banyak menorehkan trofi di liga Italia, bahkan ketenaran dari kedua klub tersebut juga membahana hingga ke seluruh eropa. di Liga Italia, kedua tim yang berbagi stadion itu sudah mengumpulkan total 36 scudetto, yang terbagi rata dengan 18 trofi.

Di coppa Italia, Internazionale telah merengkuh 7 gelar, sedangkan AC Milan baru bisa mengumpulkan 5 gelar.

Untuk liga champions, AC Milan adalah pemegang 7 gelar juara, dan sang adik sudah mengoleksi 3 gelar juara. di piala dunia antar klub, keduanya sama-sama mengoleksi 1 gelar.

Dengan raihan prestasi yang seperti itu, pertemuan dari kedua tim menjadi derby akbar yang bisa disamakan dengan derby lisbon, london, dan manchester yang juga memiliki dua klub sekota yang saling berseteru.

Selain itu, rivalitas dari kedua suporter yang saling berlawanan, yang masing-masing dari mereka menempati curva nord untuk pendukung Internazionale dan Curva sud untuk pendukung rossoneri di san siro yang semakin memanaskan tensi pertandingan. hal ini juga yang membuktikan bahwa Milan adalah kota yang memiliki kultur dan prestasi besar dalam bidang sepakbola.

Selayaknya derby-derby yang ada di seluruh dunia, nama derby della madoninna tak lahir begitu saja. derby della madoninna diambil dari nama patung bunda maria yang terdapat pada bagian atas sebuah katherdal terkenal di milan.

Kathedral tersebut sudah berdiri sejak tahun 1774, dan hingga hari ini belum ada satupun bangunan di kota milan yang melebihi tinggi patung tersebut.

Warga sekitar menyebut patung tersebut dengan nama madoninna, yang dalam bahasa italia berarti madonna kecil. sebagai bentuk penghormatan, maka rivalitas dari AC Milan dan Internazionale disebut derby della madoninna. atau derby di madoninna.

Lantas, pertanyaannya bagaimana rivalitas kedua klub sekota ini bermula?

Dalam sejarahnya, kota milan awalnya hanya memiliki satu klub sepakbola bernama milan cricket & football club, klub ini didirikan oleh Herbert Kilpin dan Alfred Edwards di tahun 1899. dua tahun sesudah didirikan atau tepatnya di tahun 1901 Milan meraih gelar liga italia pertama mereka, dan kembali merengkuh gelar juara pada tahun 1906 dan 1907.

Memasuki tahun 1908, Milan dilanda konflik internal. pada saat itu beberapa petinggi klub ingin menggunakan service dari pemain asing, namun, hal tersebut tak memperoleh respon yang positif dari petinggi klub lainnya. yang akhirnya mengerucut pada perpecahan, dan mendirikan klub baru yang hari ini dikenal dengan nama FC Internazionale Milano pada tanggal 19 maret 1908.

koreografi dari dua suporter klub tersebut juga menjadi hal yang selalu dinanti dalam derby gambar via bolanet.com
koreografi dari dua suporter klub tersebut juga menjadi hal yang selalu dinanti dalam derby gambar via bolanet.com
Nama Internazionale menjadi identik karena misi mereka yang terbuka lebar untuk pemain asing, yang berbanding terbalik dengan AC milan yang tetap mempertahankan tradisi lama dengan menggunakan pemain asli dari italia.

Semenjak itulah rivalitas dari keduanya bermula. perseteruan keduanya semakin panas tatkala peran media di italia saat itu membumbuinya dengan memasukkan isu politik.

Para fans dari AC Milan sering di identikan dengan penganut paham sayap kiri yang  mendukung paham dari sosialis, sementara pendukung la beneamata beraliran sayap kanan, konservatif dan liberalis.

Tidak hanya pandakan politik, kedua klub juga diidentikan dengan strata sosial. AC Milan sering dihubungkan dengan suporter kelas bawah yang bekerja sebagai buruh atau pekerja kasar, sementara Internazionale di dukung oleh masyarakat golongan menengah ke atas.

Derby della madoninna edisi pertama dimulai pada musim 1909. tepatnya pada bulan januari 1909. derby pertama ini dimenangkan oleh AC Milan dengan skor 3-2. tetapi, kekalahan tersebut tidak memberikan dampak yang berarti, karena di musim tersebut Internazionale keluar sebagai jawara serie A dan meraih scudetto pertamanya. sementara Milan sendiri saat itu hanya menjadi penghuni papan tengah.

AC Milan bisa merasakan scudetto kembali setelah menunggu selama 44 tahun lamanya, tepatnya di tahun 1951. pada masa ini, Skuad rossoneri di huni oleh pemain-pemain hebat seperti Lorenzo Buffon, Cesare Maldini, dan Trio penyerang asal swedia, Gunner Gren, Gunnar Nordahl, dan Nils Liedholm.

Masa paling megah dalam derby della madoninna pada dekade 1960-an. pada periode ini, kedua klub kota mode tersebut bukan hanya yang terkuat di italia, namun juga di eropa.

Deretan nama legendaris seperti Sandro mazzola dan luis suarez dari Internazionale akan saling berhadapan dengan Cesare Maldini, Gianni Rivera, dan Alfatini yang berseragam AC Milan. AC Milan dan Internazionale kala itu juga dibesut oleh dua pelatih hebat yang hingga sampai saat ini dikenal sebagai pelatih yang sudah mempopulerkan strategi catenaccio kepada sepakbola dunia, yakni Nereo Rocco dan Helenio Herrera.

Bersama Nereo Rocco Milan berhasil meraih gelar eropa pertama mereka setelah menuntaskan benfica di piala eropa 1963, dan kembali menjadi juara eropa pada tahun 1969.

Sedangkan Internazionale dibawah asuhan Helenio Herrera, pernah mengalami periode terbaiknya yang biasa dikenal dengan la grande inter, dimana mereka berhasil menjadi juara piala eropa secara beruntuh pada tahun 1964 dan 1965.

Ada beberapa hal menarik yang terjadi diantara perseteruan dua klub tersebut, salah satunya adalah munculnya sosok baresi bersaudara yaitu Franco Baresi dan Giuseppe Baresi.

Nama Franco Baresi pastilah terdengar istimewa ditelinga para milanisti, karena dia merupakan seorang legenda yang hanya mengenal AC Milan dalam karir sepakbolanya.

Sementara itu, di Internazionale ada sang kakak kandung Franco, Giuseppe Baresi. yang juga dikenang oleh interisti sebagai salah satu pemain yang loyal. namun, persaudaraan keduanya kerap terganggu di dalam lapangan saat derby della madoninna terjadi. bahkan keduanya harus saling mengalahkan selama dua dekade lamanya.

Tidak hanya Baresi bersaudara, AC Milan dan Internazionale juga menjadi jalan terciptanya perseteruan antara jerman dan belanda.

Pada periode 1980-an hingga awal 1990-an, terjadilah duel 3 melawan 3  antara pemain der panzer dan the oranje di tingkat klub.

Rossoneri yang mendatangkan 3 pemain terbaik dari belanda, Frank Rijkard, Ruud Gullit, dan Marco van Basten. tidak mau kalah, di kubu nerazzuri sendiri mendatangkan 3 andalan dari jerman, Andreas Brehme, Jurgen Klinsmann, serta Lothar Matthaus..

Akan tetapi yang mendapat perhatian lebih trio belanda, yang mampu memberi 2 gelar liga champions bersama rossoneri.

Memasuki era millenium baru, rivalitas keduaanya terus berlanjut dalam hal perekrutan pemain. AC Milan terlihat senang "mengoleksi" pemain-pemain asal brazil diantaranya ada nama Rivaldo, Ricky kaka, Cafu, Serginho, Pato, Ronaldo dan yang lainnya.

Sementara di kubu Internazionale, mereka memilih pemain-pemain dari Argentina untuk mewakili perseteruan ini,  diantaranya ada Matias Almeyda, walter samuel, Cambiasso, Killy Gonzalez, Crespo, Veron, dan lain-lain.

pic via besoccer.com
pic via besoccer.com
Sedangkan salah satu derby yang paling banyak menarik perhatian mata dunia terjadi pada musim 2004/05, kala kedua tim tersebut bertemu di perempatfinal liga champions. saat itu AC Milan "bertamu" ke kandang Internazionale dengan keunggulan 2-0 di leg pertama.

Bertanding di leg kedua, Andriy Shevchenko lantas membungkam tuan rumah melalui sepakan keras kaki kirinya yang berujung gol pada menit ke 30, dan membuat agregat mejadi 3-0 untuk keunggulan AC Milan. upaya Internazionale untuk membuat gol baru tercipta di menit ke 70 melalui sundulan Cambiasso, namun sayang, Markus Merg yang menjadi wasit saat itu membatalkan gol tersebut.

Momen inilah yang akhirnya menyuluh kemarahan dari para tifosi internazionale, Flare mulai dinyalakan oleh penonton yang menempati curv nord, botol-botol plastik bertebaran masuk ke dalam lapangan, dan kemudian dihentikan tatkala flare yang dilempar oleh suporter Internazionale mengenai bagian bawah kepala Nelson Dida.

Dari periode itu juga terlahir momen yang justru sangat kontras sekali, sebuah foto ikonik dalam sejarah sepakbola tertangkap pada momen tersebut. sebuah momen romantic antara Rui Costa dan Materazzi menjadi kisah tersendiri yang mewarnai rivalitas kedua klub mereka. Materazzi yang sedang menyandarkan tangannya ke pundak  Rui Costa, menatap kepulan asap di san siro, dan seakan mereka lupa tengah menjalani salah satu derby tersengit di dunia.

Dalam rekor individu di dalam serby della madoninna, AC Milan perlu sedikit berbangga karena memiliki 2 pemain sekaligus yang tercatat dalam sejarah derby tersebut. untuk urusan rekor penampilan terbanyak dalam derby, Paolo Maldini adalah rajanya, hanya memperkuat 1 klub sepanjang karir sepakbolanya maldini tercatat sudah menorehkan 56 penampilan melawan Internazionale dalam 24 tahun pengabdiannya kepada rossoneri.

Sementara untuk top skor sepanjang masa derby della madoninna dipegang oleh striker asal ukraina, Andriy Shevchenko. 7 tahun berseragam AC Milan, Shevchenko sukses menjebol gawang Internazionale sebanyak 14 kali.

Memang tidak pernah ada yang mengatakan apakah relasi madoninna dengan "five days of milan" juga menjadi dasar dari filosofi nama derby della madoninna. tetapi yang pasti, sejak dahulu, kota milan memang dikenal dengan perang. 

Dan untuk sekarang "perang" dalam derby della madoninna adalah yang justru akan selalu ditunggu kehadirannya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun