Mohon tunggu...
Wahyu Ali J
Wahyu Ali J Mohon Tunggu... Penulis - Bebas

Life Path Number 11 [08031980]

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Percakapan Kebebasan

16 November 2020   00:10 Diperbarui: 16 November 2020   02:00 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Diolah penulis dari Pixabay

"Ah! alhamdulillah, sampai juga nih di tempat kerja." Suara hatiku, yang tentu adalah salah satu wujud syukurku.

"Nah! akhirnya kawanku sampai juga. Sini dong sebentar, aku ada perlu nih." Calon kakak ipar Arba memanggilku.

"Selamat pagi kawan, tunggu sebentar. Aku juga sudah siap kok untuk sedikit ada perlu juga dengan dirimu yang adalah calon abangnya Arba." Ujar yang aku sampaikan untuknya.

Waktu masih menunjukkan pukul 07:30. Ada cukup waktu sekitar 30 menit sebelum mulai beraktifitas, untuk berbincang dengan Dian. Mengenai inginnya Arba malam tadi, yang memutuskan untuk putus denganku.

"Kawan, langsung saja ya. Kok begitu yang terlalu mudahnya mengiyakan inginnya Arba?" tanya Dian yang pertama.

"Kami berdua masih muda. Arba sekarang kelas tiga SMA, aku berumur dua puluh satu. Wajar dong kalau kami memilih putus! toh ada sisi baiknya juga untuk kami berdua." Jawabku atas tanya dari Dian.

"Ada setahun lamanya, kalian menjalin hubungan. Memangnya nggak sayang tuh? lebih memilih bubaran?" tanya Dian yang kedua.

"Arba yang mau, Arba yang minta, Arba juga yang jadi pihak pertama. Mengambil keputusan untuk kemudian memutuskan." Jawabku akan pertanyaan Dian yang kedua.

"Kawan, kamu itu terlalu santai. Jawab pertanyaan pun lurus-lurus saja, tanpa beban." Ujar Dian kemudian.

"Ya dong, take it easy my man. Nggak perlu dibuat susah, apalagi mengenai hubungan sepasang kawula muda layaknya aku dengan Arba yang masih SMA." Jawaban yang mengalir dariku untuk Dian, tanpa harus kebanyakan berpikir.

"Kawan, kita berdua seumuran. Arba juga secara usia, hanya selisih tiga tahun lebih muda dari kita berdua. Aku yakin! kamu juga bisa mengerti kawan, kenapa aku bersikap santai-santai saja akan inginnya Arba tadi malam." Ujar dari aku untuk Dian, yang memang agak panjang juga sih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun