Tak sampai di sana, laut juga menyuguhkan potensi pariwisata yang jika dieksplore serius maka meningkatkan jumlah wisatawan, sehingga muncul pusat pertumbuhan ekonomi baru dan menambah devisa negara.
Laut juga penyuguhkan potensi perhubungan, jika dimanfaatkan secara penuh maka Indonesia terhubung juga secara penuh antar pulau sehingga menciptakan stabilitas ekonomi dan menjaga harga kebutuhan di tengah-tengah masyarakat. Perlu menjadi catatan tingginya harga kebutuhan di Papua atau sebagian Indonesia Timur karena sulitnya akses, padahal kita punya laut.
Maka perlu membangun paradigma bahwa laut bukanlah menjadi pemisah, justru lautlah yang menjadi pemersatu.
Kita juga memiliki potensi pelabuhan yang sangat luarbiasa, tapi kini Indonesia masih kalah dari Singapura dalam pemanfaatan pelabuhan.
Dari semua potensi yang ada, sayang jumlah penduduk miskin di kawasan pesisir masih sangat besar mencapai 32,4 persen, persentase penduduk miskin pesisir hampir dua kali lipat dari persentase penduduk miskin total Indonesia yang berjumlah 16,8 persen (kompas.com).
Soal tingkat pendidikan masyarakat pesisir juga terpinggirkan, di Kuala Tungkal Provinsi Jambi terdapat suku Duano yang menggantungkan kehidupan dengan hasil nelayan, sampai akhir 2015 dari hampir 500 kepala keluarga (KK) tak terdapat satupun masyarakat Suku Duano yang menikmati jenjang perguruan tinggi, bahkan sangat sedikit dari mereka yang lulus SMA.
Padahal dengan seluruh potensi yang ada, kita harus menyadari Indonesia akan lebih besar dan kaya jika kembali berorientasi ke laut.
Hanya dari ikan saja kita bisa menutupi APBN tentu tanpa perlu hutang luar negeri karena Pendapatan Domestik Bruto (PDB) tak sanggup memenuhi APBN. Apalagi jika seluruh potensi yang ada di laut termanfaatkan.
Masalah yang ada inii tentu harus menjadi evaluasi pemerintah. Kita mendapat angin segar ketika Presiden Jokowi saat kampanye menegaskan bahwa Indonesia harus menjadi poros maritim dunia.
Hampir dua tahun pemerintahan Jokowi, kita dipertontonkan dengan beberapa komitmen yang memang dijalankan untuk menyelamatkan laut Nusantara, seperti penenggelaman kapal ilegal.
Tentunya kita berharap tindakan nyata untuk menjadikan Indonesia negara maritim lebih luas lagi dan tak sebatas menenggelamkan kapal ilegal walau itu sudah sangat luarbiasa.