"Aku tidak menyangka, Dimas, kamu orang yang sangat teliti. Aku beruntung punya bawahan seperti kamu," katanya sambil menatapku dengan pandangan yang membuatku sedikit gugup.
"Terima kasih, Mbak. Saya hanya berusaha melakukan yang terbaik."
Tak disangka-sangka, perasaan yang selama ini aku coba kubur mulai muncul ke permukaan. Aku tak bisa mengelak bahwa aku mulai menyukai Rina, bukan hanya sebagai atasan, tapi sebagai perempuan. Ada sesuatu yang memikat dari caranya berpikir, cara dia berbicara, dan bagaimana dia mengatasi berbagai masalah dengan ketenangan.
Seiring waktu, hubungan kami berubah. Di kantor, kami tetap bersikap profesional, namun di luar kantor, sesuatu yang berbeda berkembang di antara kami. Rina mulai mengirim pesan di luar jam kerja, bukan tentang tugas atau proyek, tapi hal-hal pribadi. Kami mulai bertukar cerita tentang kehidupan sehari-hari, hingga akhirnya suatu malam, dia mengajakku berbicara lebih serius.
"Dimas, aku harus jujur padamu," katanya ketika kami sedang berjalan-jalan di taman setelah makan malam. "Aku tahu hubungan ini mungkin tidak biasa, tapi aku merasa nyaman denganmu. Lebih dari itu, sebenarnya... aku mulai memiliki perasaan."
Hatiku berdebar. Apa yang aku pikirkan selama ini ternyata bukan hanya khayalan. Rina juga merasakan hal yang sama.
"Aku juga, Mbak. Aku tidak tahu bagaimana harus mengatakannya, tapi aku sudah lama merasakan hal yang sama," jawabku, suaraku sedikit gemetar.
Kami terdiam sejenak. Hubungan ini sangat rumit. Rina adalah atasan langsungku, dan menjalin hubungan di tempat kerja bisa membawa banyak masalah. Bukan hanya gosip yang mungkin tersebar, tapi juga potensi konflik kepentingan yang bisa muncul.
"Bagaimana menurutmu, Dimas?" tanya Rina. "Haruskah kita melanjutkan ini atau lebih baik berhenti sebelum semuanya menjadi semakin rumit?"
Aku berpikir keras. Hati kecilku ingin melanjutkan hubungan ini, namun aku juga tahu bahwa konsekuensinya tidak ringan.
"Kita bisa mencobanya," kataku akhirnya. "Tapi kita harus sangat hati-hati. Kita tidak boleh membiarkan hubungan ini mengganggu pekerjaan atau membuat rekan-rekan kita curiga."