Dion meraih tangan Alana, memberinya dorongan moral. "Kamu sudah mempersiapkan dengan sangat baik. Aku yakin kamu akan melakukannya dengan luar biasa. Jangan lupa, kamu juga harus tetap menjadi dirimu sendiri."
Beberapa hari kemudian, hari wawancara tiba. Alana mengenakan pakaian formal yang sudah disiapkannya dengan hati-hati. Dia terlihat anggun dan percaya diri, meskipun perasaannya campur aduk. Dion dan beberapa teman sekelasnya datang untuk memberikan semangat sebelum dia masuk ke ruang wawancara.
Wawancara berlangsung cukup menegangkan, tetapi Alana berusaha menjawab setiap pertanyaan dengan jujur dan percaya diri. Dia berbicara tentang impiannya, alasan di balik keinginannya untuk belajar di luar negeri, dan bagaimana dia berharap bisa memberikan kontribusi positif kepada masyarakat.
Ketika wawancara berakhir, Alana merasa lega. Meskipun dia tidak tahu apa hasilnya, dia merasa telah melakukan yang terbaik yang bisa dia lakukan. Dia keluar dari ruangan dengan senyuman lebar di wajahnya dan langsung disambut oleh Dion dan teman-teman lainnya.
"Gimana?" Dion bertanya penuh harap.
"Rasanya lega," jawab Alana. "Aku sudah melakukan yang terbaik. Sekarang kita hanya bisa menunggu hasilnya."
Waktu berlalu, dan beberapa minggu kemudian, hasil beasiswa akhirnya diumumkan. Alana menerima surat resmi yang menyatakan bahwa dia diterima dan mendapatkan beasiswa tersebut. Kegembiraan meledak dalam dirinya, dan dia segera menelepon Dion untuk berbagi berita bahagia.
Dion datang ke rumah Alana malam itu, membawa kue dan minuman untuk merayakan keberhasilan Alana. Mereka merayakannya dengan penuh sukacita, mengingat semua usaha dan dukungan yang telah mereka lewati bersama.
Namun, di tengah perayaan, Alana tidak bisa menghindari rasa campur aduk antara kebahagiaan dan kesedihan. "Aku sangat senang bisa mendapatkan kesempatan ini, tetapi aku juga merasa berat untuk meninggalkan semuanya di sini. Aku tahu ini adalah kesempatan yang luar biasa, tetapi..."
Dion menggenggam tangan Alana. "Aku mengerti, Lana. Ini adalah langkah besar dalam hidupmu, dan perubahan itu memang tidak mudah. Tapi ingatlah, kamu membawa banyak cinta dan dukungan dari sini. Tidak ada yang bisa menggantikan itu."
Alana tersenyum, merasa lebih tenang. "Terima kasih, Dion. Aku akan selalu mengingat semua kenangan indah ini, dan aku harap bisa membuat bangga semua orang yang telah mendukungku."