Saat kami berpisah, aku merasa lebih baik daripada sebelumnya. Aku tahu perjalanan ini tidak akan mudah, dan mungkin ada ketidakpastian di depan. Namun, malam ini, aku merasa seperti beban berat telah terangkat dari pundakku. Aku bersyukur karena Maya mendengarkan dan memberikan kesempatan untuk melanjutkan persahabatan kami.
Malam minggu ini, meski tidak sesuai dengan harapanku, tetap merupakan malam yang penuh makna. Aku belajar bahwa menyatakan perasaan bukanlah akhir dari segalanya, tetapi bagian dari perjalanan yang harus dilalui dengan penuh rasa percaya diri dan kesabaran. Kini, aku siap untuk menunggu dan melihat ke mana arah yang akan diambil oleh hati kami.
Sampai jumpa, Maya. Malam minggu ini, aku "menembakmu" dan itu adalah langkah pertama yang kuambil untuk mewujudkan mimpi dalam hati. Semoga waktu akan memberikan jawaban yang lebih jelas dan kebahagiaan yang lebih berarti untuk kita berdua.
Minggu-minggu setelah malam itu berlalu dengan cepat. Aku dan Maya tetap berteman seperti sebelumnya, dan setiap pertemuan kami selalu terasa nyaman dan hangat. Meskipun perasaan hatiku tetap sama, aku berusaha untuk menghormati ruang dan waktu yang Maya butuhkan untuk memikirkan perasaannya.
Selama beberapa minggu ke depan, kami sering menghabiskan waktu bersama berjalan-jalan di taman, makan malam di kafe favorit, dan berbicara tentang berbagai topik. Setiap momen itu terasa istimewa bagiku, karena aku bisa berada di dekatnya meskipun tidak dalam kapasitas yang kuinginkan. Aku tetap bersabar, berharap bahwa waktu akan memberikan jawaban yang aku cari.
Suatu sore, saat matahari mulai terbenam dan langit berubah menjadi oranye keemasan, Maya mengajakku untuk berjalan-jalan di taman yang sama tempat kami pernah berbicara tentang perasaanku. Aku merasa jantungku berdebar lebih cepat dari biasanya. Ada sesuatu dalam cara Maya memandangku malam ini yang membuatku merasa ada sesuatu yang ingin dia sampaikan.
Kami duduk di bangku kayu yang pernah kami tempati sebelumnya, dan Maya memulai percakapan dengan senyum yang tampaknya lebih cerah dari biasanya. "Arjuna, aku ingin berbicara denganmu tentang sesuatu."
Hatiku berdegup kencang, dan aku berusaha untuk tetap tenang. "Tentu, Maya. Aku mendengarkan."
Dia mengambil napas dalam-dalam sebelum melanjutkan. "Selama beberapa minggu terakhir, aku telah banyak berpikir tentang kita. Aku menghargai semua waktu yang telah kita habiskan bersama dan bagaimana kamu selalu mendukungku tanpa syarat. Itu sangat berarti bagiku."
Aku merasa ada sesuatu yang lebih besar akan diungkapkan. "Dan...?"
"Malam itu, aku merasa terkejut dan tidak siap untuk menjawab perasaanmu," lanjut Maya. "Tapi, setelah banyak berpikir dan merasakan, aku mulai menyadari bahwa aku juga memiliki perasaan untukmu. Aku tidak ingin kehilangan kesempatan untuk bersama seseorang yang aku rasa sangat spesial."