Mohon tunggu...
Awaluddin aceh
Awaluddin aceh Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dengan Musyawarah Semua Pasti Selesai

29 Agustus 2024   16:54 Diperbarui: 29 Agustus 2024   16:55 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber gambar: https://dp2kbp3a.tanahlautkab.go.id)

Evi menerima buah-buahan tersebut dengan senyum kecut. "Terima kasih, Rijal. Saya harap pabrik ini benar-benar membawa perubahan yang baik untuk desa kita."

Rijal mengangguk. "Kami akan memastikan bahwa semua komitmen yang telah disepakati dipenuhi. Kami juga ingin mendengarkan saran dari Ibu Evi tentang cara kami bisa lebih terlibat dalam pelestarian budaya desa."

Evi merasa terharu mendengar pernyataan Rijal. Dia mulai melihat Rijal bukan hanya sebagai pemuda yang ambisius, tetapi juga sebagai seseorang yang peduli dengan masa depan desa.

Beberapa minggu kemudian, Rijal dan Evi bersama-sama mengorganisir sebuah festival budaya di desa, sebuah acara yang tidak hanya merayakan tradisi tetapi juga memberikan kesempatan bagi masyarakat desa untuk berbagi cerita dan memamerkan keterampilan mereka. Festival ini berhasil menarik perhatian dari berbagai penjuru, bahkan dari kota besar, yang turut merayakan keunikan budaya Suka Makmur.

Di tengah perayaan festival, Pak Kurniawan berdiri di tepi lapangan, memandang kerumunan dengan penuh kebanggaan. Dia melihat bagaimana Evi dan Rijal, yang dulunya berseteru, kini berdiri berdampingan, merayakan hasil dari kompromi yang telah mereka capai.

"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada kalian semua," kata Pak Kurniawan dalam pidatonya. "Kita telah melewati banyak hal, dan hari ini kita bisa melihat bagaimana kita bisa menjaga tradisi sambil menyambut masa depan."

Festival ini bukan hanya merayakan budaya, tetapi juga merayakan pencapaian bersama dalam menghadapi konflik. Warga desa belajar bahwa mereka bisa tumbuh tanpa harus kehilangan jati diri mereka.

Sebulan setelah festival, Pak Mursalin kembali ke desa untuk mengevaluasi kemajuan proyek pabrik. Dia merasa senang melihat bagaimana masyarakat desa mulai menerima kehadiran pabrik dan bahkan memanfaatkan kesempatan yang ada.

"Saya tidak pernah membayangkan akan ada begitu banyak hal positif dari kerjasama ini," kata Pak Mursalin kepada Pak Kurniawan, Evi, dan Rijal. "Saya sangat bangga dengan apa yang telah kalian capai."

Pak Kurniawan tersenyum. "Kami semua telah belajar banyak. Terkadang, jalan menuju kemajuan tidaklah mudah, tetapi jika kita bisa berdialog dan mencari titik temu, hasilnya bisa sangat memuaskan."

Evi dan Rijal duduk bersama setelah pertemuan dengan Pak Mursalin. Mereka saling memandang dengan rasa hormat baru yang terbentuk di antara mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun