Mohon tunggu...
Awaluddin aceh
Awaluddin aceh Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pesan yang Belum Tersampaikan

19 Agustus 2024   08:29 Diperbarui: 19 Agustus 2024   08:30 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bayu terdiam beberapa saat sebelum dia menyadari bahwa semuanya telah berakhir. Dia merasakan beban yang besar terangkat dari pundaknya. Tanpa menunggu lebih lama, dia keluar dari rumah tua itu dan berjanji untuk tidak pernah kembali lagi.

Meskipun Bayu berhasil mengungkap misteri di balik hilangnya keluarga Angkasa, dia tahu bahwa ada hal-hal yang seharusnya tidak diusik. Pesan yang belum tersampaikan akhirnya telah disampaikan, tapi dengan harga yang sangat mahal. Bayu memutuskan untuk menyimpan rahasia ini sendiri, dan meninggalkan kota kecil itu dengan perasaan lega yang bercampur ketakutan.

Namun, jauh di dalam hatinya, Bayu tahu bahwa beberapa misteri lebih baik dibiarkan tidak terungkap.

Setelah meninggalkan rumah tua itu, Bayu merasa lega, meski bayangan kejadian tadi terus membayanginya. Setiap kali dia menutup mata, dia melihat wajah pria tua itu, dengan tatapan penuh amarah yang kini terasa melekat di benaknya. Namun, Bayu berusaha keras melupakan semuanya dan melanjutkan hidupnya.

Bayu kembali ke rutinitasnya sebagai jurnalis. Ia menulis artikel-artikel biasa, meliput berita-berita lokal, dan mencoba menghindari cerita-cerita yang mengandung unsur misteri atau supranatural. Namun, semakin dia mencoba menjauh dari masa lalunya, semakin jelas bahwa sesuatu masih menghantuinya.

Beberapa minggu setelah kejadian di rumah keluarga Angkasa, Bayu mulai mengalami mimpi-mimpi aneh. Dalam mimpi-mimpinya, dia selalu berada di dalam rumah tua itu, berputar-putar di dalamnya, seolah-olah ada sesuatu yang terus memanggilnya kembali. Setiap kali dia terbangun, Bayu merasakan ketakutan yang tak bisa dia jelaskan. Mimpi-mimpi itu semakin intens, hingga akhirnya dia merasa bahwa ada yang tak beres.

Suatu malam, setelah mimpi buruk yang membuatnya terbangun dengan keringat dingin, Bayu memutuskan untuk mencari tahu lebih banyak tentang pria tua yang dia temui di rumah itu. Dia mengunjungi perpustakaan kota dan mulai menggali arsip-arsip lama, mencoba menemukan petunjuk mengenai identitas pria tersebut.

Bayu menemukan bahwa keluarga Angkasa bukanlah satu-satunya yang mengalami nasib tragis di kota itu. Beberapa dekade sebelumnya, ada sebuah keluarga kaya yang hidup dalam kemewahan, tetapi tiba-tiba jatuh miskin dan hilang secara misterius. Keluarga itu dikenal sebagai keluarga Wiratama, dan ternyata mereka memiliki liontin yang sangat mirip dengan yang ditemukan Bayu di rumah keluarga Angkasa.

Dalam salah satu artikel lama, Bayu menemukan cerita tentang keluarga Wiratama yang terlibat dalam transaksi gelap dengan seorang kolektor barang antik yang dikenal memiliki reputasi buruk. Kolektor itu memberikan liontin emas yang dikatakan memiliki kekuatan magis. Liontin itu dianggap bisa memberikan kekayaan tak terbatas, tetapi dengan harga yang mengerikan. Beberapa bulan setelah menerima liontin itu, keluarga Wiratama mulai kehilangan semua kekayaan mereka, dan akhirnya mereka menghilang tanpa jejak.

Bayu merasa ngeri saat membaca lebih lanjut. Tampaknya kutukan yang terkait dengan liontin itu telah berpindah dari keluarga Wiratama ke keluarga Angkasa, dan sekarang mungkin telah berakhir di tangannya, meskipun dia telah menyerahkan liontin itu kepada pria tua yang misterius.

Merasa ada sesuatu yang masih belum selesai, Bayu memutuskan untuk mengunjungi seorang dukun terkenal di kota itu, yang dikenal memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan roh-roh. Dukun itu, seorang wanita tua dengan mata yang tajam, menyambut Bayu dengan tenang dan mendengarkan ceritanya tanpa mengganggu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun