Mohon tunggu...
Awaluddin aceh
Awaluddin aceh Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Minggu Pagi yang Gerimis

11 Agustus 2024   08:41 Diperbarui: 11 Agustus 2024   08:44 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber gambar: Freepik)

"Mungkin saja, Davi. Tapi tidak perlu khawatir, kita sudah melakukan yang terbaik untuk menjaga ayam-ayammu. Sekarang saatnya istirahat dan menikmati makan malam," jawab ibunya sambil menyajikan sup hangat di meja makan.

Davi mengangguk, meskipun matanya masih terus memandangi jendela yang basah oleh air hujan. Ia duduk di meja makan dan mulai menyantap sup yang disajikan ibunya. Keheningan malam itu hanya diiringi oleh suara hujan yang terus mengguyur atap rumah.

Tiba-tiba, terdengar suara keras dari luar. Seperti suara sesuatu yang jatuh ke tanah. Davi langsung berdiri dan melihat ke arah jendela. Dalam kegelapan, ia tidak bisa melihat apa yang terjadi, tetapi hatinya berdegup kencang.

"Ibu, aku mendengar sesuatu di luar!" serunya.

Ibu Davi menghentikan aktivitasnya dan mendengarkan dengan seksama. Suara itu terdengar lagi, kali ini lebih jelas, seperti kayu yang terhantam oleh sesuatu. Tanpa menunggu lebih lama, ibu Davi mengambil senter dan mengajak Davi keluar untuk memeriksa.

Mereka membuka pintu dan menyorotkan cahaya senter ke arah teras depan. Di sana, mereka melihat bahwa angin kencang telah merobohkan sebuah papan kayu yang selama ini menopang tanaman rambat di dekat teras. Papan itu jatuh tepat di sebelah kotak tempat anak-anak ayam berada, tapi untungnya kotak itu tidak terkena dampaknya.

Davi segera berlari ke kotak tersebut, memastikan Kuning dan anak-anak ayam lainnya baik-baik saja. Ia mengangkat kain yang menutupi kotak dan melihat mereka semua dalam keadaan aman, meskipun sedikit gelisah karena suara keras tadi.

"Syukurlah mereka baik-baik saja," ucap Davi lega, sambil mengusap kepala Kuning yang masih bersembunyi di sudut kotak.

Ibu Davi memindahkan papan kayu yang jatuh dan menempatkan kotak ayam ke tempat yang lebih aman lagi. Setelah memastikan semuanya dalam kondisi baik, mereka kembali masuk ke dalam rumah.

Malam itu, Davi tidur dengan tenang, meskipun hujan masih terus turun dengan deras. Ia tahu bahwa ia sudah melakukan yang terbaik untuk menjaga ayam-ayamnya, dan ia juga tahu bahwa ibu selalu ada untuk membantunya dalam situasi apapun.

Keesokan paginya, saat Davi bangun, hujan telah berhenti. Matahari perlahan muncul di ufuk timur, memancarkan sinar hangat yang menembus jendela kamar. Davi segera berlari keluar rumah untuk memeriksa ayam-ayamnya. Di teras, ia menemukan Kuning dan anak-anak ayam lainnya berjemur di bawah sinar matahari pagi, tampak tenang dan sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun