Mohon tunggu...
Awaluddin aceh
Awaluddin aceh Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Horor

Malam Minggu yang Mengerikan

11 Agustus 2024   00:10 Diperbarui: 11 Agustus 2024   00:11 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber gambar:https://pixabay.com)

Razaq akhirnya menyadari bahwa malam minggu itu bukan sekadar malam biasa. Itu adalah malam di mana kegelapan datang menghampiri, membawa serta bayangan-bayangan masa lalu yang tak pernah bisa dilupakan.

Razaq menjalani hari-harinya dengan ketakutan yang tak kunjung hilang. Meski berusaha menjalani rutinitas seperti biasa, bayangan sosok Ratih terus menghantui pikirannya. Setiap kali malam minggu tiba, kecemasan Razaq memuncak. Suara langkah kaki yang menyeret itu, yang hanya ia dengar saat malam minggu, kini bahkan mulai terdengar di siang hari. Suara itu tak pernah jauh, selalu dekat, seolah-olah sosok itu menunggu waktu yang tepat untuk kembali.

Teman-teman Razaq mulai menyadari perubahan yang terjadi padanya. Ia menjadi pendiam dan sering melamun. Mereka mencoba mengajaknya keluar rumah, tetapi Razaq selalu menolak dengan alasan yang tak jelas. Bahkan ketika mereka memaksa, Razaq hanya akan mengurung diri di kamarnya, seakan-akan ada sesuatu yang ia takutkan di luar sana.

Suatu malam minggu, ketika Razaq tengah mencoba tidur lebih awal, suara langkah kaki itu kembali terdengar, lebih keras dari biasanya. Suara itu bergema di seluruh rumah, seolah-olah sosok itu sedang berjalan-jalan di dalamnya. Jantung Razaq berdebar kencang, dan keringat dingin mengalir di dahinya. Ia mencoba meyakinkan dirinya bahwa itu hanya imajinasinya, tetapi suara itu semakin mendekat.

Tiba-tiba, suara langkah itu berhenti tepat di depan pintu kamarnya. Razaq menahan napas, berharap suara itu akan pergi, tetapi yang terjadi justru sebaliknya. Perlahan, pintu kamar Razaq berderit terbuka, dan di balik pintu yang sedikit terbuka itu, ia melihat bayangan sosok Ratih berdiri diam, menatapnya dengan mata kosong yang mengerikan.

"Kenapa... kamu kembali...?" Razaq berbisik ketakutan, tubuhnya gemetar hebat.

Sosok Ratih tidak menjawab, tetapi wajahnya mulai berubah. Senyum yang tadinya samar kini berubah menjadi senyum lebar yang menyeramkan. Langkah kaki itu kembali terdengar, dan kali ini semakin mendekat ke tempat tidur Razaq. Razaq ingin berteriak, ingin lari, tetapi tubuhnya terasa kaku, seolah ada kekuatan tak terlihat yang menahannya.

Ratih berhenti tepat di samping tempat tidur Razaq. Tangan pucatnya terulur ke arah Razaq, dengan jari-jari yang panjang dan kurus. Razaq mencoba menghindar, tetapi tak ada tempat untuk lari. Tangan itu akhirnya menyentuh kulitnya, dan sentuhan itu terasa sangat dingin, seperti menyentuh es yang membakar.

"Kenapa kamu takut?" suara Ratih terdengar seperti bisikan angin yang dingin. "Aku hanya ingin kamu menemaniku... selamanya..."

Razaq merasa seluruh tubuhnya mulai membeku, dan pandangannya semakin kabur. Di antara ketakutannya, ia mendengar suara-suara aneh, seperti bisikan-bisikan dari dunia lain yang memanggil namanya. Ruangan di sekitarnya mulai berubah, dinding-dindingnya memudar menjadi bayangan, dan Razaq merasakan dirinya tertarik ke dalam kegelapan yang semakin dalam.

Namun, saat Razaq hampir menyerah pada kegelapan, terdengar suara ketukan keras di pintu depan rumahnya. Suara itu menggema keras di seluruh rumah, membuat sosok Ratih berhenti dan menoleh ke arah pintu. Seketika, suasana di dalam kamar Razaq berubah. Sosok Ratih mulai menghilang perlahan, seperti asap yang terhembus angin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun