Mohon tunggu...
Awaluddin aceh
Awaluddin aceh Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cahaya di Tengah Gelap Gulita

23 Juli 2024   04:10 Diperbarui: 23 Juli 2024   05:06 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi (sumber gambar: tribratanews.polri.go.id)

Lutfi hanya mengangkat bahunya tanpa menjawab. Melati duduk di sebelahnya dan mulai bercerita tentang bagaimana dia dulu berada di posisi yang sama.

"Aku tahu rasanya takut dan tidak berdaya," kata Melati. "Tapi percayalah, ada harapan dan ada orang-orang yang peduli padamu."

Perlahan-lahan, Lutfi mulai membuka diri. Dia menceritakan tentang ayahnya yang sering memukulnya dan ibunya yang tidak berani melawan. Melati mendengarkan dengan penuh perhatian dan memberi Lutfi dorongan untuk tidak menyerah.

Setiap hari, Melati mengajak Lutfi untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas di pusat perlindungan. Mereka bermain, belajar, dan berbagi cerita. Lutfi mulai merasa lebih nyaman dan menemukan kembali keceriaan masa kecilnya. Melihat kemajuan Lutfi, Melati merasa semakin yakin bahwa dia berada di jalan yang benar.

Sementara itu, Melati tidak melupakan pendidikannya. Dia belajar dengan tekun dan bercita-cita menjadi seorang psikolog anak. Dia ingin membantu lebih banyak anak yang mengalami kekerasan, memberikan mereka harapan dan masa depan yang lebih baik. Ibunya, yang kini telah bangkit dari keterpurukan, selalu mendukung setiap langkahnya.

Tahun demi tahun berlalu, Melati berhasil lulus dari sekolah menengah dengan nilai yang memuaskan dan mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliah di bidang psikologi. Dengan semangat dan tekad yang kuat, dia menjalani hari-harinya di universitas dengan penuh dedikasi.

Selama masa kuliah, Melati tetap aktif dalam kegiatan sosial dan sering kembali ke pusat perlindungan anak. Dia bertemu dengan Bu Rika yang kini sudah pensiun, namun tetap aktif sebagai relawan.

"Bu Rika, saya ingin berterima kasih atas semua yang telah Ibu lakukan untuk saya," kata Melati suatu hari. "Ibu telah menjadi cahaya dalam hidup saya, dan saya ingin menjadi cahaya bagi orang lain."

Bu Rika tersenyum dan memeluk Melati. "Kamu telah menjadi wanita yang luar biasa, Melati. Lanjutkanlah perjuanganmu dan sebarkan cahaya itu kepada mereka yang membutuhkannya."

Setelah menyelesaikan kuliahnya, Melati kembali ke desa kecilnya dan membuka klinik psikologi anak. Dia bekerja tanpa lelah untuk memberikan bantuan dan dukungan kepada anak-anak dan keluarga yang mengalami kekerasan. Kliniknya menjadi tempat yang aman dan penuh harapan, di mana anak-anak bisa merasakan kasih sayang dan perlindungan.

Lutfi, yang kini sudah remaja, sering datang membantu di klinik Melati. Dia merasa berhutang budi kepada Melati dan ingin memberikan kembali apa yang telah dia terima. Bersama-sama, mereka menciptakan lingkungan yang mendukung dan positif bagi semua anak yang datang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun