Mohon tunggu...
Awaluddin aceh
Awaluddin aceh Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cahaya di Tengah Gelap Gulita

23 Juli 2024   04:10 Diperbarui: 23 Juli 2024   05:06 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi (sumber gambar: tribratanews.polri.go.id)

Kata demi kata akhirnya mengalir dari bibir Melati. Dia menceritakan semua yang terjadi di rumahnya, rasa sakit yang dirasakannya, dan ketakutan yang menghantuinya setiap hari. Bu Rika mendengarkan dengan penuh perhatian, tidak memotong atau menghakimi. Ketika Melati selesai, Bu Rika memeluknya erat.

"Kamu anak yang kuat, Melati," katanya lembut. "Tidak ada yang berhak memperlakukanmu seperti itu. Kita harus mencari bantuan."

Dengan dukungan Bu Rika, Melati memberanikan diri melaporkan kekerasan yang dialaminya kepada pihak berwenang. Prosesnya tidak mudah, namun perlahan-lahan, cahaya mulai memasuki hidupnya. Ayahnya akhirnya ditangkap dan dibawa ke pengadilan. Ibunya, yang awalnya ragu, akhirnya memutuskan untuk berjuang demi anaknya.

Melati dan ibunya dipindahkan ke tempat penampungan sementara, jauh dari bayang-bayang kekerasan yang selama ini menghantui mereka. Di sana, mereka menerima bantuan dari para konselor dan mulai membangun kembali kehidupan mereka. Meskipun bekas luka fisik dan emosional tidak akan hilang begitu saja, Melati mulai menemukan harapan.

Di tempat penampungan itu, Melati bertemu dengan anak-anak lain yang memiliki cerita serupa. Mereka saling mendukung dan menguatkan. Dengan waktu, Melati mulai tersenyum lagi, senyum yang pernah hilang dalam kegelapan.

"Cahaya akan selalu menemukan jalannya," kata Bu Rika suatu hari, ketika dia mengunjungi Melati. "Selama ada harapan, tidak ada yang tidak mungkin."

Melati mengangguk, menyadari bahwa meskipun hidupnya pernah diliputi kegelapan, kini dia telah menemukan cahaya yang membimbingnya menuju masa depan yang lebih cerah. Dalam hatinya, dia berjanji untuk menjadi pelindung bagi mereka yang membutuhkan, seperti Bu Rika yang telah menjadi cahaya dalam hidupnya.

Waktu berlalu dan Melati tumbuh menjadi remaja yang kuat dan penuh semangat. Pengalaman pahit masa lalunya tidak menghalanginya untuk meraih impian dan membantu orang lain. Dengan dukungan dari ibunya, Melati kembali bersekolah dan aktif dalam berbagai kegiatan sosial di komunitasnya.

Salah satu program yang sangat ia minati adalah kegiatan sukarela di pusat perlindungan anak. Di sana, dia bertemu dengan anak-anak yang pernah merasakan kegelapan yang sama seperti yang pernah dialaminya. Melati menggunakan pengalamannya untuk memberikan dukungan dan harapan bagi mereka.

Suatu hari, Melati bertemu dengan seorang anak laki-laki bernama Lutfi di pusat perlindungan. Lutfi baru berusia delapan tahun, dengan mata yang penuh ketakutan dan wajah yang selalu menunduk. Kisahnya sangat mirip dengan Melati, dan dia merasa ada ikatan khusus dengan anak itu.

"Hei, Lutfi," sapa Melati dengan senyum lembut. "Apa kabar hari ini?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun