Seharian dia hanya tiduran di ruang UKS sambil membaca chattingan para mantan siswanya kelas XII IPS B di grup alumni kelas tersebut. Para mantan siswanya tersebut lagi berdebat kapan waktu yang pas untuk pergi tamasya terakhir kalinya secara bersama-sama. Akhirnya tercapai kesepakatan, bahwa besok mereka pergi bersama dan mengajak wali kelas mereka, Azhari, untuk ikut serta. Azhari langsung membalas "Oke". Memang itu yang diharapkannya karena akan bertemu kembali dengan Una.
Ketika lagi asyik membaca chatingan mantan siswanya, tiba-tiba masuk Robi, guru PJOK. Seorang guru yang baru di angkat disekolah itu setahun yang lalu dan menjadi kesayangan kepala sekolah dan para siswa. Sebelum dia datang disekolah itu, Azhari lah yang berpredikat demikian, namun sejak kedatangan Robi, maka dia pun merasa tersisihkan. Dia sangat sakit hati kepada guru muda itu. Azhari juga tahu latar belakang Robi, yang menurut isu-isu, Robi merupakan anak yang lahir di luar nikah.
Robi menyapanya dengan lembut
"Bapak sakit?"
"Tidak" jawab Azhari ketus
"Mengapa bapak tidak mengajar?"
Azhari terpancing emosi mendengar pertanyaan guru PJOK itu.
"Apa hak kamu bertanya demikian? Apakah kamu kepala sekolah? Ingat ya, kamu anak haram" ejek Azhari
Seketika amarah Robi muncul, sebelum dia sempat meluapkan amarahnya, masuklah seorang siswa
"Mengapa bapak lama sekali mengambil minyak masuk angin?" Tanya siswa tersebut kepada Robi
"Ini sudah ada" kata Robi sambil memperlihatkan minyak masuk angin itu kepada siswa tersebut dan memasukan ke dalam saku celananya. Ketika dia memasukan minyak itu, terjatuh kain sapu tangan merah dari saku celananya itu. dia ambil kembali sapu tangan itu dan memasukanya kembali kedalam saku celananya. Siswa itu memerhatikan setiap tingkah laku pak gurunya itu lalu berkata