Mohon tunggu...
Awaluddin aceh
Awaluddin aceh Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Misteri Meninggalnya Seorang Guru Part 1

21 Juli 2024   07:36 Diperbarui: 21 Juli 2024   07:40 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapakah Dia?

"Hore, kita lulus" kata Zahra sambil berlompat-lompat dan memutar-mutarkan sapu tangan merah miliknya diudara. Zahra gembira bersama teman-temannya, para siswi kelas XII IPS B. Mereka menikmati momen ini dengan sangat gembira. Sementara itu seorang guru geografi dan juga wali kelas mereka, Azhari Saputra berdiri agak jauh dengan hampir berlinang air mata.

Berlinang air matanya bukan karena sedih berpisah dengan siswa siswinya, tetapi lebih tepatnya sedih karena berpisah dengan salah seorang siswi bernama Una Maulida yang selama 3 bulan ini dia telah chat dengan kata-kata cinta walaupun dia tahu perbuatan dia ini salah karena dia sudah mempunyai seorang istri bernama Lestari dan seorang anak bernama Rizky.

Selama 3 bulan ini, Una juga menanggapi chat gurunya tersebut walaupun dengan chat biasa-biasa saja, karena Una tahu kalau gurunya tersebut sudah mempunyai seorang istri dan anak. Tetapi selama 1 bulan sebelum acara perpisahan ini, timbul juga perasaan cinta kepada gurunya tersebut.

Bukan cinta seorang peserta didik kepada gurunya, tetapi cinta dan sayang antara seorang wanita kepada pasangan lawan jenisnya walaupun selama berjumpa atau chat dia masih terlihat biasa saja. Selama 3 bulan ini juga baik Azhari maupun Una kalau disekolah terlihat biasa saja, tetapi saat malam tiba mereka saling membalas chat sampai jam 11 malam.

Terkadang Azhari meminta untuk bicara melalui video call apa bila dia merindui Una, tetapi Una selalu menolaknya dengan sopan. Bahkan saat berhubungan dengan istrinya pun, dia memb

Walaupun Una mau juga diperlakukan oleh gurunya dengan chat-chat demikian, tetapi dia masih menjaga perasaan istri dari gurunya tersebut dan juga untuk menjaga wibawa gurunya itu. Terkadang sang guru di sekolah selalu membuat cara agar bisa berkomunikasi atau berdua dengannya, tetapi Una selalu menjaga jarak.

Tetapi di saat dia beserta gengnya lagi berkumpul, gurunya itu datang, dia tidak akan pergi malah menikmati percakapan dengan gurunya tersebut walaupun diselingi dengan perkataan teman-temannya. Dikala sang guru sendiri, terkadang geng nya tersebut menghampiri guru itu, dan dia selalu dekat duduk di samping Azhari.

Una tahu ini salah, tetapi dia tidak bisa melepaskan atau jauh dari gurunya tersebut, dia begitu nyaman dengan gurunya tersebut. Terkadang di saat malam dia pusing dan menangis menahan perasaan yang seharusnya sangatlah salah ini, tetapi dia tidak sanggup melepaskan ingatan dari gurunya tersebut.

Dia merasakan rindu apa bila tidak melihat sehari guru itu, sama yang dirasakan oleh Azhari. Dia mencoba menerima seorang laki-laki yang menyatakan cinta dengannya. Selama dengan laki-laki tersebut dia tidak merasakan nyaman, malah lebih jauh nyaman dengan guru geografinya itu, sehingga baru jalan 2 minggu mereka bubar.

Setelah itu, mulailah dia agak dekat dengan sang guru. Selama 2 bulan sebelum perpisahan itu, kedekatan antara Azhari dan Una menimbulkan kecurigaan bagi Zahra. Bagi orang lain, kedekatan perlakuan Azhari kepada Una terlihat seperti biasa antara seorang guru dengan muridnya, tetapi bagi Zahra yang mempunyai insting tajam terlebih dia seorang siswa yang pintar, mencium ada sesuatu antara guru geografinya dengan sahabatnya itu, hingga suatu hari, mereka lagi duduk di pustaka hanya berdua, kebetulan saat itu jam kosong.

"Saya melihat ada sesuatu antara kamu dengan Pak Azhari, betul ngak?"

Una terkesiap sekejab, lalu dia cepat-cepat menguasai dirinya kembali

"Ngak,"

"Betul Una, saya melihat perlakuan Pak Azhari kepadamu begitu berlebihan. Ada hubungan apa antara kamu dengan Pak Azhari?" Zahra memaksa

Zahra terus mendesak, Una tetap bertahan. Zahra memberikan beberapa nasehat yang menusuk jantung Una, terutama perasaan seorang wanita dan seorang istri, Una pun menangis. Dalam tangisnya, una mulai bercerita.

"Bukan saya yang memulai, tetapi bapak itu," kata Una sambil terisak-isak

"Selama 2 bulan ini, dia selalu menghujani aku dengan kata-kata cinta, sayang, manja, bahkan mengirimi saya kata-kata mutiara cinta dan video rasa hatinya, saya hanya membalas biasa saja. Kalau tidak percaya, ini buktinya" kata Una sambil memberikan handphone nya kepada Zahra dan menampakan riwayat chat dengan guru mereka tersebut selama 2 bulan.

Zahra membacanya dengan mimik yang serius, setelah membaca chat itu, Zahra berkata,

"Ini salah Una, sangat salah. Bagaimana kalau tahu istrinya, atau bahkan orang lain selain saya, itu akan meruntuhkan kepercayaan orang kepada pak Azhari" kata Zahra, dia melanjutkan ucapannya

"Kamu lihat lah perlakuan istrinya kepada kita di saat kita pergi bertamasya dengan keluarga itu, saat kita buka bareng atau saat kita makan di rumahnya saat hari raya, ibu Lestari memberlakukan kita bagaikan anaknya sendiri. Apa kamu tega menyakiti hati selembut salju itu"

"Tidak Zahra, tetapi bapak itu terus mengechat saya duluan,"

"Tetapi kamu tanggapi, itu kesalahan dirimu"

"Jadi bagaimana caranya Zahra?"

"Sementara ini, kalau masuk chat dari Pak Azhari, jangan kamu balas. Kalau kita lagi berkumpul dengannya, jangan kamu duduk dekat dengannya"

"Baiklah, akan saya coba mengikuti saran darimu,"

Sejak mendapat saran dari Zahra, dia tidak membalas chat dari Azhari selama 3 hari. Azhari menjadi heran. Azhari menanyakan apa salahnya, tidak ada jawaban. Walaupun demikian Azhari tetap mengirimkan kata-kata romantis kepada Una, namun tidak ada respon. Terkadang disekolah, Una terlihat menghindar dari dirinya.

Bahkan saat dia mendekati geng tersebut sedang berkumpul, Una akan mengajak salah seorang sahabatnya untuk pergi. Atau dikala geng tersebut menjumpainya, Una tidak ikut serta. Azhari merasa dijauhkan Una.

Una sendiri merasakan sakit saat melakukan itu kepada gurunya tersebut disekolah, tapi mau bagaimana lagi. Una juga selalu membaca chat-caht gurunya tersebut, tidak dia balas. Disaat dia tidak membalaskan, malah dia semakin rindu dan sayang kepada gurunya tersebut, malah dia teringat chat guru nya pada suatu hari

"Bapak dan Una tahu kalau perasaan bapak ke Una salah, tetapi bapak juga tidak ingin perasaan cinta dan sayang kepada Una sebagai wanita tumbuh. Tetapi harus bapak apakan, semoga Una mengerti"

Una terenyuh membaca kembali chat tersebut, dia berfikir Azhari tidak salah. Dia pun merasa hampa tanpa membalas chat gurunya tersebut. Dia merindukan chat-chat manja dan sayang dari gurunya itu, chat-caht itu akan timbul kembali apabila Una membalas chat sebelumnya.

Maka mulai malam itu dia kembali membalas chat gurunya tersebut, tetapi tingkahnya diolah tetap sama agar Zahra tidak curiga, tetapi beberapa hari kemudian Zahra kembali curiga dan kembali menasehati Una, tetapi Una hanya mendengarkan saja sehingga suatu hari Zahra berkata

"Terserah kamu lah, kalau kamu main api, jangan lupa pasti terbakar,"

"Kita tidak akan terbakar kalau kita bisa mengelola api tersebut dengan baik,"

"Bandel kamu ini, bagai tidak ada laki-laki lain saja. Dia itu lebih tua 15 tahun dari kita, kan ada banyak laki-laki lain Una,"

"Ya banyak, tapi tidak senyaman dan sedewasa dia,"

"Gila kamu"

Walaupun nasehat Zahra di anggap angin lalu, mereka tetap bersahabat seperti biasa.

Azhari sendiri selama 1 bulan ini mulai yakin, Una suka kepadanya. Keyakinan ini didasarkan  saat Azhari meminta foto Una melaui chat, Una akan memberikannya walaupun sedikit drama. Una juga sudah berani membalas kata-kata manja darinya walupun belum me chat dengan kata-kata cinta dan sayang. Una juga sudah berani membalas perhatiannya dengan menanyakan kembali kepadanya hal-hal kecil seperti,

"Lagi ngapain pak,"

"Sudah makan pak,"

"Sudah shalat pak,"

Dan chat-chat sejenisnya. Begitu chat-chat itu masuk ke hanphone nya, Azhari merasa di perhatikan. Azhari tahu ini sudah sangat berbahaya, tetapi dia tidak mau menghentikannya begitu juga dengan Una. Selain Mereka berdua yang membaca chat-chat itu, ada seseorang yang lain membacakannya juga tanpa sepengetahuan mereka. Jauh-jauh hari, Orang tersebut telah menyadap whatsapp nya Una. Siapakah Dia?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun