"Kita tidak akan terbakar kalau kita bisa mengelola api tersebut dengan baik,"
"Bandel kamu ini, bagai tidak ada laki-laki lain saja. Dia itu lebih tua 15 tahun dari kita, kan ada banyak laki-laki lain Una,"
"Ya banyak, tapi tidak senyaman dan sedewasa dia,"
"Gila kamu"
Walaupun nasehat Zahra di anggap angin lalu, mereka tetap bersahabat seperti biasa.
Azhari sendiri selama 1 bulan ini mulai yakin, Una suka kepadanya. Keyakinan ini didasarkan  saat Azhari meminta foto Una melaui chat, Una akan memberikannya walaupun sedikit drama. Una juga sudah berani membalas kata-kata manja darinya walupun belum me chat dengan kata-kata cinta dan sayang. Una juga sudah berani membalas perhatiannya dengan menanyakan kembali kepadanya hal-hal kecil seperti,
"Lagi ngapain pak,"
"Sudah makan pak,"
"Sudah shalat pak,"
Dan chat-chat sejenisnya. Begitu chat-chat itu masuk ke hanphone nya, Azhari merasa di perhatikan. Azhari tahu ini sudah sangat berbahaya, tetapi dia tidak mau menghentikannya begitu juga dengan Una. Selain Mereka berdua yang membaca chat-chat itu, ada seseorang yang lain membacakannya juga tanpa sepengetahuan mereka. Jauh-jauh hari, Orang tersebut telah menyadap whatsapp nya Una. Siapakah Dia?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H