Mohon tunggu...
Awaluddin aceh
Awaluddin aceh Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jiwa Seorang Lelaki

17 Juli 2024   19:23 Diperbarui: 17 Juli 2024   19:38 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Berapa lama kira-kira kita akan berhenti, Pak?" tanya Mujad.

"Kalau beruntung, mungkin beberapa hari. Tapi bisa juga lebih lama," jawab Pak Jamil.

Mujad mengangguk, berusaha untuk tidak menunjukkan betapa cemasnya dia. Dia pamit kepada rekan-rekannya dan kembali pulang dengan sepeda tua yang terasa lebih berat daripada biasanya.

Di rumah, ibunya sudah menunggu dengan tatapan penuh tanya. Melihat wajah Mujad yang murung, Ibunya langsung bertanya, "Ada apa, Mujad? Kenapa wajahmu terlihat cemas?"

"Proyeknya mengalami kendala, Bu. Kami harus berhenti bekerja sementara, dan Pak Jamil bilang mungkin proyek berhenti dalam beberapa hari kedepan," kata Mujad dengan nada menahan kesedihan.

Ibunya menatap Mujad dengan prihatin. "Jadi bagaimana ini? Kita harus bagaimana? Bapakmu juga mengabarkan kepada ibu tadi kalua dia pun lagi tidak ada kerja di rantau orang sana" kata Ibunya sedih

Mujad menarik napas dalam-dalam. "Kita harus mencari cara lain untuk bertahan. Mungkin saya bisa mencari pekerjaan sampingan atau menjual sesuatu."

Ibunya mengangguk, meski jelas terlihat kekhawatiran di wajahnya. "Baiklah, Mujad. Tapi kita juga harus berdoa agar semua ini cepat berlalu."

Malam itu, Mujad terjaga lebih lama dari biasanya. Dia memikirkan berbagai kemungkinan untuk mendapatkan uang namun dia juga merasa khawatir tentang bagaimana menjelaskan semua ini kepada ibunya tanpa membuat ibunya terlalu cemas.

Keesokan paginya, Mujad memutuskan untuk mencari pekerjaan sampingan. Dia berkeliling kampung, menanyakan kepada tetangga-tetangganya jika ada pekerjaan yang bisa dia lakukan. Namun, banyak dari mereka yang tidak membutuhkan bantuan tambahan.

Keesokan harinya, Mujad berkeliling ke pasar desa, mencari kesempatan di sana. Di pasar, dia bertemu dengan Pak Dani, seorang pedagang sayur yang sudah cukup dikenal di desa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun