Mohon tunggu...
Awaluddin aceh
Awaluddin aceh Mohon Tunggu... Guru - Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Penulis Lepas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jejak Kematian di Hotel Mentari

16 Juli 2024   13:12 Diperbarui: 16 Juli 2024   13:13 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tiba Di Hotel

Hotel Mentari berdiri megah di ujung jalan berbatu yang sepi, terletak di tepi kota kecil yang penuh dengan sejarah dan misteri. Bangunan berusia seratus tahun itu dikenal dengan arsitektur klasik dan suasana yang kental dengan nuansa masa lalu. Terkenal karena keindahannya, hotel ini juga dikenal karena kisah-kisah aneh yang mengelilinginya.

Sore itu, cuaca dingin menyelimuti kota, menandakan bahwa musim dingin sudah dekat. Saya sebagai seorang penulis novel misteri, memutuskan untuk menginap di Hotel Mentari untuk mencari inspirasi untuk se buah buku baru. Saya merasa tertarik dengan reputasi hotel yang penuh misteri dan berharap bisa menemukan sesuatu yang menarik di sana.

Sesampainya di hotel, Saya disambut oleh resepsionis bernama Akmal, seorang pria paruh baya dengan mata yang tampak terlalu tajam untuk hanya sekadar bekerja di meja resepsionis.

"Selamat datang di Hotel Mentari. Nama saya Akmal. Bagaimana saya bisa membantu Anda malam ini?" tanya Akmal dengan senyum ramah, meskipun ada sesuatu dalam tatapannya yang terasa seperti menyimpan rahasia.

"Halo, saya Elvi. Saya sudah memesan kamar untuk malam ini," jawab saya sambil menyerahkan kartu identitasnya.

Akmal memeriksa daftar di mejanya dan menyerahkan kunci kamar kepada Saya. "Kamar Anda di lantai tiga, kamar 121. Jika Anda membutuhkan bantuan apa pun, jangan ragu untuk menghubungi saya."

Saya menerima kunci itu dan naik ke kamar. Saat melangkah menuju lift, saya tidak bisa mengabaikan perasaan aneh yang menyelinap ke dalam diri, seolah ada sesuatu yang tidak beres di hotel ini.

Kamar yang Penuh Misteri

Kamar 121 tampak seperti sebuah ruang dari masa lalu. Dengan perabotan antik dan wallpaper bergambar bunga yang memudar, kamar itu menyimpan keindahan yang sudah lama terlupakan. Saya meletakkan tasnya di atas meja dan mulai mengeksplorasi kamar tersebut.

Di salah satu sudut kamar, Saya menemukan sebuah foto tua di dalam bingkai kayu. Foto itu menunjukkan sekelompok orang yang berdiri di depan hotel, tersenyum ke arah kamera. Saya memperhatikan bahwa salah satu orang dalam foto itu mengenakan pakaian dari awal abad ke-20, dengan gaya yang sangat kuno. Di bawah foto, terdapat sebuah tulisan kecil yang hampir tidak terbaca: "Kenangan dari tahun 1903".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun