(Sudut pandang Ambar)
Angin menutup mobil kencang. Bulu kuduknya tiba-tiba berdiri merasakan ada yang tidak beres. Semriwing aroma yang berbeda dan seketika hilang. Ia duduk memepet ke posisi Mia. Menggulung tangannya ke dalam pangkuan kaki. Menunduk dan memilih berdoa agar lekas keluar dari jalan tersebut.
(Sudut pandang Ririn)
Ririn menyandarkan kepalanya ke jendela mobil sebelah kanannya sambil memainkan HP nya yang terbilang baterainya sudah sekarat. "Hihiiiiiihiiiiihiiiiiiiiiiiiii" suara itu memekakan telinganya. Ia menutup telinganya dan turun dari mobil menemui ketiga temannya. Berharap segera keluar dari tempat ini. Ia ingin tidak mendengar apapun lagi. Apalagi suara tawa yang mungkin kalian semua pasti tahu. Ya. Satu-satunya yang mendengar hanya dia.
Bagaimana bisa dipercaya jika hanya dia yang mendengar? Tidak hanya dia yang mendengar. Tapi aku sempat melihatnya, dan Ambar yang sempat mencium aromanya.
Kalau ingat kejadian ini. Masih agak parno juga sih. Bismillahirrahmanirrahim mari kita lanjut.
(Sudut pandang Mia)
"Bruuuuuuugggg.."
Angin malam itu langsung menutup pintu mobil yang semula terbuka. Aku melihat botol untuk mengganjal pintu terjatuh. Aku merundul mengambil botol tersebut, sedikit ku masukan kepalaku ke bawah. Dan, pandangan sebelah kananku yang mengarah ke step bumper belakang mobil.
Kakinya sangat jelas. Mengayun, tanpa alas. Pucat dan berbau. Ah iyaaa. Bulu kuduku seketika merinding dan mulutku kaku, sangat kaku, seketika aku lupa harus berdo'a apa.
"Ya Allah Ya Allah"..