"Heeh, lanjut weh" (Iya, lanjut aja) timpalnya sambil menjalankan.
"Kunaon mas?" (Kenapa mas?) ujar Reza terbangun dari tidurnya yang tak pulas
"Teu, engke weh pas nepi" (Gak, nanti aja pas sampai) balasnya.
Aku yang menguping tapi malas bangun tidak tau apa yang sebenarnya membuat mobil tiba-tiba berhenti mendadak.
Kami sampai di villa pukul setengah tiga pagi dilanjut memasak makanan yang sudah dibeli di pantai. Benar-benar pagi hari. Saat itu perut Yoga sedang tidak enak dan meminta kami untuk memberikan obat sakit perut jika ada.
Selesai makan, sekitar pukul setengah empat kami kembali ke kamar masing-masing. Sebelum tidur aku masih mengobrol dengan Ambar. Terdengar suara langkah kaki menuju kamar kami. Ku kira Yoga yang mencari obat sakit perut.
"A yoga?" Tanyaku.
Hening. Tidak ada jawaban.
Aku penasaran, saat aku membuka pintu yang langsung mengarah ke luar tidak ada siapapun. Aku menutup kembali pintu dan menggerakan bahu kepada Ambar memberi tahu bahwa entah siapa itu tidak ada orang.
Kami pun akhirnya tidur. Saat kami tak mendengar apapun. Hanif yang dipagi hari bercerita pada kami bahwa mendengar suara kaki juga bahkan sampai tidak bisa tidur sama sekali.
"Kalian. Denger suara orang jalan keatas ke kamar cowok gak?" Tanyanya sambil mengucek matanya yang masih terkantuk.