"Denger." Balasku
"Aku denger nipppp." Lanjut Ambar.
"Lama bangettttt, aku sampe gabisa tidur." lanjut Hanif.
"Gak kok, bentar. Aku kita kira itu Yoga. Si mia buka pintu tapi katanya gada orang" tegas Ambar
"Dibukaaa? Ngapain? Lama, aku gabisa tidur gara gara itu" kata Hanif.
"Penasaran weh kirain A Yoga, soalnya kan bolak balik wae menta obat nyeri beuteung, epek teh eweuh sasaha." (Penasaran aja kirain A Yoga, bolak balik terus minta obat sakit perut, eh taunya gak ada siapa-siapa) lanjutku.
"Tau ah aku mau mandi aja. Eh aku ikut mandi di kamar mandi cewek aja deh" jawab Hanif sambil membawa perlengkapan mandinya.
Aku yang masih bersantai di hammock kecip yang disediakan villa sambil melihat ke arah sungai.
"Teh si Hanif ngebohong gak itu teh haha" kataku.
"Kayaknya bener mi, matanya merah banget memang gak tidur" jawab Ambar.
Siang harinya kami bergegas dari Villa bersiap menuju Bandung. Sembari menunggu kereta berangkat, di dalam gerbong kami bercerita apa yang dialami dalam mobil saat angin kencang malam sebelumnya.