Kalau mereka menangis cukup keras, saya hanya diam dan menepuk-nepuk punggung si anak tanpa berkata apapun. Ada juga anak yang tidak suka disentuh, sehingga saya beri waktu untuk menangis di kursi yang sudah ditentukan. Setelah tangisan mereka mereda, barulah saya ajak mereka bicara.Â
Ada beberapa anak yang bisa dengan mudah menjelaskan kenapa mereka menangis sehingga hal itu bisa langsung diselesaikan. Saya hanya menerima apapun yang mereka katakan terlebih dahulu.Â
Mereka akan berkata, "Aku marah karena aku ribut dengan temanku hari ini," "Ah iya, kamu kelihatan marah sekali tadi, kamu pasti kesal ya dengan temanmu itu." Setelah itu, biasanya mood mereka membaik pelan-pelan karena saya alihkan dengan materi pelajaran atau hal lain yang mereka senangi.Â
Tapi ada juga anak-anak yang betul-betul tidak mau bicara. Kalau mereka tidak mau bicara, saya akan mencoba menebak mengapa mereka marah. Saya berikan pertanyaan "Ya" atau "Tidak". Seperti ini, "Apakah kamu marah karena temanmu mendorongmu? Ya atau tidak?" lalu mereka akan mengangguk pelan. Setelah itu, barulah saya bicara dengan anak lain yang telah mendorongnya dan meminta mereka untuk saling memaafkan.
Memberikan Instruksi
Anak-anak di usia ini hanya bisa memahami instruksi sederhana. Sehingga, jangan berbicara terlalu panjang lebar ketika ingin mereka melakukan sesuatu. Ada dua skill yang saya yakini paling ampuh untuk membuat mereka mendengar dan melakukan yang saya minta.Â
Skill pertama, jelaskan. Contohnya, ketika saya ingin anak-anak menaruh buku mereka di atas meja, saya akan berkata "Hmm... dimana ya bukunya? di meja ini seharusnya ada buku."Â
Mereka akan buru-buru mengambil buku mereka dari tas. Atau kalau mereka melakukan kenakalan kecil seperti mencorat-coret di dinding saya akan berkata, "Menulis itu di atas kertas, bukan di dinding."
Skill kedua, katakan instruksi dengan beberapa kata saja. Skill ini sangat mudah sekali dilakukan. Contohnya, ketika saya ingin mereka duduk di kursi alih-alih meja, saya akan berkata, "Duduk di kursi." atau ketika saya ingin ingin melepas sepatu mereka, "Anak-anak, lepas sepatu."Â
Hal lain yang menurut saya cukup lucu adalah ketika berkomunikasi dengan anak di usia ini, sebaiknya hindari kata "jangan" seperti, "Jangan berlari!" karena mereka malah melakukannya. Cukup jelaskan apa yang Anda inginkan seperti, "Jalan dengan pelan."
Mengajarkan Sebab Akibat
Bagian ini saya rasa paling kompleks untuk dipraktikan. Ada banyak orangtua memberikan hukuman ketika anak mereka melakukan kesalahan. Hal ini karena anak-anak di usia ini masih sulit membedakan benar dan salah.Â
Jadi jalan yang diambil adalah sistem penghargaan dan hukuman. Saya tidak mengatakan bahwa menghukum sepenuhnya cara yang salah untuk mendidik anak. Karena saya menyadari, ada beberapa anak yang sulit sekali diberi tahu.Â