Mohon tunggu...
Aviva Lyla
Aviva Lyla Mohon Tunggu... -

(dulu) senang baca, menulis, makan, melamun, dan tidur. punya blog di: kalamata.me & doktr.in

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Katartik - Siklon

27 Januari 2012   14:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:23 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ia membeli bahan-bahan makanan pokok langsung dari para petani di desa dan menjualnya sendiri di pasar. Dengan memotong jalur distribusi ini, ia dapat menjualnya dengan harga yang lebih murah. Saat usahanya mulai maju, ia juga mulai membantu petani-petani itu. Menjual kepada mereka pupuk murah, memberi pinjaman lunak, dan membeli hasil pertanian mereka di atas harga pasar.

Saat ini usahanya telah berkembang pesat, menjangkau hampir seluruh negeri. Tidak hanya dalam penjualan bahan makanan pokok saja, tapi jauh lebih dari itu. Saat ini ia mempunyai perusahaan transportasi desa-kota, pabrik pupuk, perusahaan perkebunan dan pertanian, dan bank-bank perkreditan pertanian yang ia sebar di desa-desa. Bekerjasama dengan beberapa universitas, ia juga membiayai riset untuk mengembangkan varitas bibit tanaman pangan yang lebih baik.

Apa yang dilakukannya menjadikannya seperti pahlawan di mata para petani yang dibantunya. Di sisi lain ia mulai mempunyai banyak musuh. Untuk efektifitas usahanya, ia sering bergerak sendiri, meringkas birokrasi tanpa melibatkan banyak pihak. Usahanya adalah jaringan bisnis mandiri yang mampu mencukupi dirinya sendiri, tidak bergantung kepada pihak-pihak lain, termasuk pemerintah. Maka ia pun lalu dianggap sebagai ancaman karena tidak menghormati wibawa pemerintah. Pemerintah lalu memberinya bermacam tuduhan seperti mempunyai jaringan kartel untuk memonopoli bahan-bahan makanan pokok dan dianggap melanggar kewenangan pemerintah dalam menentukan harga. Pemerintah belum berani mengambil tindakan kepadanya karena ia banyak mendapat dukungan dari para petani. Ia juga dimusuhi banyak pengusaha-pengusaha lain yang kalah bersaing dan yang menganggapnya merebut lahan usaha mereka.

Satu tahun lalu ia membuka kantor di gedung ini, menggunakannya sebagai kantor pusat yang mengatur semua perusahaan dan kegiatan lainnya. Malam ini tadi ia sedang menyiapkan rencana untuk membuka Balai Pernyuluhan Pertanian untuk para petani agar dapat meningkatkan hasil pertanian mereka. Saat ini rohnya sedang melayang-layang di angkasa, meninggalkan tubuhnya yang tersuruk di atap gedung kantornya.

Sementara di atap gedung, laki-laki kedua berjalan menuju tepi atap, lalu melangkah terjun menembus awang-awang antara atap dan permukaan tanah. Tubuhnya lurus meluncur ke bawah dengan sangat cepat. Pada lantai ke dua puluh empat gerak jatuhnya berangsur-berangsur melambat, seperti jatuhnya tubuh di dalam air. Semakin turun ke bawah semakin melambat. Tepat di trotoar sepi di pinggir jalan di samping gedung, kedua kakinya menjejak tanah dengan ringan. Lalu ia berjalan seperti biasa, seperti sebagaimana orang-orang lain berjalan. Menuju kerumunan, membaur dengan kehidupan. Lagi.

13276769481484579603
13276769481484579603

___ Bagian ke empat dari lima tulisan Sebelumnya:  Muson, Halo, Kelvin Selanjutnya:  Sinoptik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun