Mohon tunggu...
Aviska
Aviska Mohon Tunggu... Editor - Teacher II Speakers ll Trainers II Motivator II Sastrawan

Mencintai filsafat Mahasiswi S2 Pendidikan MIPA Multidisiplin woman Bukan buaya betina Love sains, sastra, and education khususnya pada anak inklusi Penulis di Zapbg.com dan Ringtimes Bali

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

2 Pengalaman Hebat di Daerah Bersama Wanita Mewujudkan Energi Sehat

13 Juni 2024   14:31 Diperbarui: 20 Juni 2024   00:22 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Pixabay/@chanwity

Bahkan, padi-padi yang kualitasnya rendah mereka manfaatkan juga untuk pakan hewan ataupun kerajinan. 

Beberapa rumah juga membedakan saluran antara yang terkena sabun atau pewangi dengan saluran yang memang benar-benar murni. 

Saya belajar membuat olahan atau makanan khas bersama dengan mertua saya di sana.

Cara pembuatannya tidak menggunakan kipas angin melainkan masih dengan udara segar untuk mendinginkan ketannya.

 Saat saya berjalan-jalan saya melihat tumpukan berwarna hitam, konon katanya itu adalah kotoran manusia yang sudah betahun-tahun. 

Kotoran tersebut terolah menjadi biogas yang ramah lingkungan, anehnya perempuan-perempuan yang aktif melestarikan daerah malah jarang berpartisipasi menyusun kebijakan Energi Baru Terbarukan (EBT). 

Saya jadi teringat oleh berita  Staf Ahli Kementrian (KLH), seorang wanita yang marah ke warga karena menyalahkan gajah yang merusak fasilitas masyarakat dan perilaku membunuh gajah, sebenarnya keadaan gajah tersebut akibat habitatnya rusak. 

Sikap peduli terhadap makhluk hidup menjadi awal sosialisasi dan edukasi lingkungan. 

Balik lagi ke kisah saya, di sana belajar membuat kerupuk dan memanfaatkan energi surya, jadi budaya di sana yaitu, "Tananian Lanjeng,"

 Artinya pelataran rumah yang panjang untuk kebutuhan berjemur makanan, padi, atau kegiatan lingkungan lainnya di depan rumah. 

Apalagi ketika perempuan di sana mengajarkan kepada anak, cucu, menantunya sehingga kebiasaan positif ini terus menjadi Transisi Energi Adil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun