Pengalaman Saya
Pengalaman yang tak terlupakan bagi saya ketika menyambangi perdesaan di Madura, Jawa Timur.Â
Kebetulan saya menuju ke ujungnya Madura yaitu Sumenep.Â
Sudah 2 kali saya ke tempat perdesaan, yang pertama saat saya kuliah dan mengikuti volunterr mengajar, lokasinya di Banten, Mekarwangi.Â
Saya akan kupas dua-duanya secara terpisah, tentunya dengan pengetahuan baru yang baik saya atau anda akan dapatkan nantinya.
Jangan sampai kita untuk mendapatkan oksigen saja harus beli, dan mata pencaharian menemukan oksigen lalu memasukkannya ke dalam wadah menjadi lebih menjamur.
Sebab tandanya semakin tidak sehat udaranya, perihal air saya pernah juga membahas bahwa ternyata di beberapa daerah dapat menentukan kualitas airnya.Â
Misalnya saya tinggal di Jakarta di suatu tempat, saya menyaksikan sendiri air mandinya seperti berminyak, lalu membuat kulit menghitam sekaligus rambut rontok.
Beda perumahan maka airnya juga berbeda.Â
Oke kita bahas pengalaman saya bersama wanita-wanita perkasa...
Pengalaman di Mekarwangi
Histori saya bersama wanita hebat dengan 2 klasifikasi yaitu mahasiswi dan ibu rumah tangga di desa.Â
Kala itu saya menelusuri jalan dan ternyata sangat sejuk, kalian tahu? Warga di sana masih memasak secara tradisional.Â
Ibu-ibu di sana sangat senang menanam, jadi di depan rumahnya selalu ada apotek herbal.Â
Target Net Zero Emission 2060 lebih mudah ketika wanita di sana senang berkreasi dan mendaur ulang sampah menjadi produk yang berguna.
Saya bersama kawan-kawan juga mengajar di sana, sangat miris ketika fasilitas sekolah tidak seunggul di kota tetapi semangat mereka sangat tinggi.Â
Mereka tidak membuang sampah sembarangan karena ketika ada sedikit sampah langsung dijadikan produk.Â
Di sana juga minim sikap konsumtif terhadap modernitas karena supermarket juga sulit ditemukan.Â
Di sana bahkan anak-anak sudah terjun ke perkebunan maupun sawah, bahkan air di sana juga alami yaitu berasal dari sumur...
Pengalaman di MaduraÂ
Daerah ini yang banyak memberikan pelajaran lingkungan kepada saya, dimana wanita-wanita perkasa turun sawah seperti memanen itu menjadi pemandangan yang khas.
Bahkan, padi-padi yang kualitasnya rendah mereka manfaatkan juga untuk pakan hewan ataupun kerajinan.Â
Beberapa rumah juga membedakan saluran antara yang terkena sabun atau pewangi dengan saluran yang memang benar-benar murni.Â
Saya belajar membuat olahan atau makanan khas bersama dengan mertua saya di sana.
Cara pembuatannya tidak menggunakan kipas angin melainkan masih dengan udara segar untuk mendinginkan ketannya.
 Saat saya berjalan-jalan saya melihat tumpukan berwarna hitam, konon katanya itu adalah kotoran manusia yang sudah betahun-tahun.Â
Kotoran tersebut terolah menjadi biogas yang ramah lingkungan, anehnya perempuan-perempuan yang aktif melestarikan daerah malah jarang berpartisipasi menyusun kebijakan Energi Baru Terbarukan (EBT).Â
Saya jadi teringat oleh berita  Staf Ahli Kementrian (KLH), seorang wanita yang marah ke warga karena menyalahkan gajah yang merusak fasilitas masyarakat dan perilaku membunuh gajah, sebenarnya keadaan gajah tersebut akibat habitatnya rusak.Â
Sikap peduli terhadap makhluk hidup menjadi awal sosialisasi dan edukasi lingkungan.Â
Balik lagi ke kisah saya, di sana belajar membuat kerupuk dan memanfaatkan energi surya, jadi budaya di sana yaitu, "Tananian Lanjeng,"
 Artinya pelataran rumah yang panjang untuk kebutuhan berjemur makanan, padi, atau kegiatan lingkungan lainnya di depan rumah.Â
Apalagi ketika perempuan di sana mengajarkan kepada anak, cucu, menantunya sehingga kebiasaan positif ini terus menjadi Transisi Energi Adil.
Saat di Madura, yang lucu adalah sapi ngamuk pas ingin dibeli, coba tebak siapa yang berhasil menenangkannya?Â
Seorang ibu, nenek, dan mereka juga mengurus hewan ternak, sapi, kambing, dengan telaten.
Daya Tarik Indonesia dari Segi Lingkungan
Indonesia adalah paru-paru dunia, saya setuju bahwa inisiatif sikap lingkungan mudah terbentuk dengan kekayaan alam yang mendukung.Â
Bung Hatta juga mengkategorikan Indonesia sebagai archipelago, multikultural dan memiliki agraria yang dominan.Â
Gerbang peradaban pelestarian justru datang dari kelompok petani, nelayan, perkebunan.
Mirisnya, anak muda masih saja ada yang berpikir kalau bekerja sebagai petani itu kolot, memalukan, bahkan gengsi.
Kecuali perempuan-perempuan yang sadar akan kebermanfaatan lingkungan karena saya sendiri perempuan yang sudah membuka mata.
Lalu anak muda akan bereaksi apa ketika ada pemberitaan lahan Papua akan berubah menjadi sawit? Tau sendiri kan besarnya emisi karbon dari perilaku tersebut?Â
Filsuf Tanggapi Kondisi Alam
Dunia filsuf sejak abad pertengahan banyak memperbincangkan soal ekosentrisme sampai membentuk prinsip Deep Ecology yang ditawarkan oleh Arne Nes.
 Jauh sebelum itu, filsuf senior menjadikan alam sebagai madzhabnya, dia adalah Epikuros.Â
Taman baginya memiliki proses pendidikan seperti masa tanam, tumbuh, membusuk dan bergantung pada abiotik.
Dunia postmodern dimana semua serba instan, akan berdampak pada minimnya kesehatan dan kekacauan gaya hidup yang berawal dari industri pangan.
Implikasi lebih luas terjadi ketika lingkungan menjadi korbannya, seperti pencemaran, perubahan iklim, dan menipisnya lapisan ozon.Â
Sebelum saya masuk ke pengalaman saya, ada hal menarik dalam sebuah diskusi ketika katanya Arab yang menghijau adalah tanda datangnya kiamat, lebih parah dari Arab spirings.Â
Lantas, banyak rekan yang langsung berkomentar bahwa itu terjadi karena perubahan iklim yang drastis, sama seperti mencairnya kutub utara.
Strategi EBT Ke Depan
Renewable energy, energy efficiency, dan energy conservation, terwujud dengan cara memperkenalkan teknologi dan pelatihan lebih luas mengenai lingkungan kepada masyarakat kota.Â
Pembiasaan terhadap mengolah makanan secara tradisional, meminimalisir penggunaan alat elektronik.Â
Proyek beach club yang sempat menyeret aktor Raffi Ahmad juga dinilai belum melakukan AMDAL dan berdampak merugikan untuk lingkungan.
Hal ini juga perlu untuk disorot oleh seluruh bangsa Indonesia.Â
Oxfarm tentu memiliki tujuan untuk pemerataan pengetahuan terhadap lingkungan dengan melibatkan wanita.
Berguna untuk air bersih, udara bersih, khususnya dirasakan komunitas yang rentan.Â
Sebelum saya KKN juga sempat ada desas-desus bahwa di desa Rumpin banyak yang terkena ISPA akibat adanya pabrik pasir ilegal.Â
Menciptakan produk ramah lingkungan dapat dimaksimalkan, terlebih perempuan-perempuan pasti memiliki ruang diskusi yang luas.Â
Riset daerah dan komunitas rentan terhadap kerusakan lingkungannya, lalu berikan solusi untuk meminimalisir sumber kegiatan pencemaran.
Terakhir libatkan perempuan dari berbagai karakter dan profesi sebagai aktualisasinya.Â
Henry Manampiring juga mengatakan dalam bukunya, Alpha Girls
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2HPerempuan menjadi dasar peradaban, ketika alpha women menghasilkan laki-laki yang mau maju dan berkembang.