Penulis memiliki kisah dari salah seorang kerabat yang pernah KKN di tempat terpencil
Dia mengatakan bahwa lebih enak KKN virtual seperti saya, padahal kalau virtual kurang seru menurut saya.
Alkisah, berawal dari pemberangkatan menuju tempat tersebut sudah banyak kejadian yang ganjil
Bus yang ia tumpangi, dan kursi yang kawan saya duduki ini banjir padahal sedang tidak hujan
Sebut saja kawan saya ini bernama Mekar
Mekar duduk di paling pojok, matanya sulit terpejam. Tiba-tiba tetesan air membuat hatinya gusar
"Kan tidak hujan, kok basah ya?" tanyanya yang kemudian memanggil seorang kenek bus.
"Mas, mas ini kenapa ya kursi saya begini," ucapnya.
"Maaf Mbak atas ketidaknyamanannya, Mbak boleh pindah posisi,"jawabnya dengan nada lembut.
Akhirnya Mekar duduk di depan sampai busnya berhenti di sebuah rumah makan pada malam harinya.
Ketika Mekar menyendok nasinya, "Kenapa bau anyir? Seperti busuk makanannya, padahal kayaknya ini nggak basi deh," batinnya.
Mekar dengan terpaksa memakan rotinya yang masih tersisa lalu melanjutkan perjalanan dengan perut yang masih lapar.Â
Permulaan
Kelompok mereka ini berlima, cowonya ada dua orang dari fakultas yang berbeda
Daerah ini dipenuhi dengan pohon-pohon bambu, kalian tau kan gimana aura dan seramnya?
Anehnya setiap mereka lewat, penduduk setempat memicingkan mata ke arah mereka.
Mata pencarian warga desa ini rata-rata petani.
Mekar kembali merinding saat lehernya terasa geli, seperti ada yang menyentuh.
"Laras, kamu jangan pegang-pegang leher aku apa!" bentaknya.
"Lah orang aku dari tadi sibuk main hp,"
"Aaaaahhhh," teriak Poppy yang langsung bikin semua temannya menengok.
"Ada apa?" tanya Laras
"Iiiitttttuu, mmm...meekkaaarrr," Poppy sembari menunjuk-nunjuk Mekar ketakutan
"Mekar kenapa?!"bentak Laras
"Ada orang yang duduk di bahu Mekar, lalu tangannya melingkar di lehernya," ucap Poppy gemetar
"Sekarang sudah menghilang tiba-tiba," sambungnya.
Mereka saling lihat-lihatan, Bobby langsung nyeletuk, "Udahlah ayo jalan nanti kemaleman,"
Mekar dan kawan-kawannya melanjuti perjalanan sembari ketakutan.
Kronologi Kejadian
Mereka singgah di sebuah rumah dengan seorang lelaki tua, ia merupakan tokoh masyarakatÂ
Panggil saja Pak Iwan, setelah kejadian waktu itu mereka sudah tidak menemukan keanehan lagi
Tapi kawan saya ini bercerita bahwa ia menemukan buku usang yang tulisannya sulit dimengerti.
Semenjak buku itu dibaca-baca, mengapa auranya jadi semakin parah.
Pernah kejadian, tembok rumahnya dipenuhi binatang kecil yang sangat banyak.
Lalu Poppy dan Laras hampir saja kejatuhan batang pohon, namun bersyukurnya mereka sempat menghindar.
Di rumah itu juga ada gitar tua, Dimas senang memainkan gitar itu.
Parahnya dia memutuskan senar gitarnya! Hal itu membuat semua temannya ketakutan.
Pak Iwan yang mengetahuinya langsung marah, tetapi ia tidak bersuara dan pergi meninggalkan mereka.Â
Saat kelompok KKN itu pergi ke sawah ingin membantu para petani,
"Aaaaaahhhhrrrggg," teriak Mekar histeris
Semua orang langsung  menghampiri Mekar, "Tolong kakiku ditarik, aku tenggelam, tolong," Mekar ketakutan.
Warga dan temannya kebingungan, karena dia terlihat baik-baik saja, lalu Mekar pun pingsan.Â
Setelah siuman, Mekar menangis sejadi-jadinya, Poppy langsung memeluk Mekar.
"Hey ada apa? Tenang, tenang," Poppy mengusap punggung Mekar.
"Tadi ada makhluk besar yang mau menonjokku, kakiku kaku karena di bawahnya ada yang pegangin," Mekar menangis sesenggukan.
Pak Iwan langsung datang terburu-buru, dan Poppy langsung menceritakan semua perkaranya.
Misteri Terungkap
Pak Iwan lalu membawa Mekar menuju orang pintar yang diyakini sebagai juru selamat di desa
Setelah Mekar dibawa ke orang tersebut yang bernama Kyai Rahman, Kyai itu diam seribu bahasa.
"Mohon maaf Kyai, apa yang terjadi?" suara Pak Iwan gemetar
"Kita harus melakukan pembersihan, nanti akan saya ceritakan," ucapnya dengan tenang
Mekar akhirnya pada jumat kliwon, ia dimandikan dengan air kembang dan dibacakan yasin. Banyak syarat yang harus dipenuhi seperti membeli paku, cermin, kue, lidi. Bobby sempat histeris karena melihat sosok wanita cantik di cerminnya.
Semua peralatan dan syarat yang diberi, digelar menggunakan kain batik untuk didoakan.
Mekar dengan menggunakan kain kafan sebagai penutup, ia dimandikan, namun seluruh wajahnya ditutupin kain kafan tersebut.
Esok harinya Kyai Rahman bererita, "Mekar ini dulunya adalah titisan kerjaan, dimana ada kaitannya dengan leluhur di desa ini. Istilahnya sebagai penerus, tetapi karena zaman sudah berubah mustahil itu terjadi kecuali, Mekar dibawa oleh jin-jin itu."
Semua temannya langsung bergidik ketakutan, Mekar diminta minum air kembang sampai kepulangannya ke Jakarta
Penutup
Mekar sih percaya nggak percaya, sebab semua keluarga membantah dengan tegas, bahkan ayahnya sangat marah
Bobby dan Dimas masih sering mimpi buruk meski sudah sampai ke Jakarta
Entah kenapa sekarang Mekar jadi bisa lihat dimensi lain, awalnya kaget tapi lama kelamaan seperti biasa saja.
Poppy sampai ke Jakarta langsung mengurus skripsinya meski dia terkena penyakit yang cukup parah
Sedangkan Laras tak lama setelah pulang ia menikah dengan seorang lelaki dan dibawa ke luar negeri, kuliahnya juga cuti.
Pasti kalian bingung buku apa yang tadi sempat ada di cerita? Anehnya buku itu disembunyikan, Mekar pun tak tahu itu apa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H