Mohon tunggu...
Avi
Avi Mohon Tunggu... -

Unnecessary human being

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Tentang Perahu dan Messiah Kelas Menengah

29 November 2018   11:51 Diperbarui: 29 November 2018   14:44 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(c). None of the above.

[Alt :2.] 

Banjir besar yang kamu mimpikan benar-benar terjadi. (Pilih salah satu jawaban yang paling mewakili dirimu sendiri) :

(a). Kamu sudah di atas perahu, melihat ke arah orang-orang yang membentuk realitas kehidupanmu. Mereka tengah di ombang-ambing oleh gelombang air bah yang luar biasa deras. Kamu tersenyum menyeringai, seraya berkata : "siapa suruh kalian tidak percaya terhadap apa yang telah ku katakan.. maka sekarang kalian rasakan sendiri akibatnya.." Kamu merasa benar. Dan kamu tak sudi repot-repot menukar perasaan itu dengan perasaan iba. Seperti karang yang tak lekang diterjang badai, kamu dingin tak bergeming. ".... Ini semua adalah buah dari kesalahan mereka sendiri. Aku telah mencoba memperingatkan mereka tentang hal ini, tetapi mereka malah menganggapku gila.."

Seiring dengan suara jerit tangis dan rintihan minta tolong yang memudar ditelan badai, kamu melakukan proses 'deprogramming', proses yang sama seperti yang dilakukan Ansel Roth kepada seorang mantan anggota kultus dalam film 'Faults'. Kamu melucuti semua hal tentang mereka yang dahulu hadir dalam realitas kehidupanmu. Kamu adalah orang yang baru sekarang. Diri esoteric yang tak sabar menjelajah sebuah dunia baru yang tak kalah absurd. And you will live another day..

(meski kedengaran begitu egois, tapi jangan terkecoh oleh kebencian pribadi yang terselip pada mereka-mereka yang tak percaya, ini justru merupakan aksi paling non-self yang pernah ku lakukan semasa hidup, murni sebuah devosi pada 'pesan agung' yang hadir sebagai 'suara' dalam kepalaku. Ini mungkin adalah perintah Tuhan, dan tak bakal ada yang salah dari apa yang telah diwahyukan Tuhan, banjir inilah bukti kebenarannya).

(b). Kamu sudah di atas perahu, melihat ke arah orang-orang yang membentuk realitas kehidupanmu. Mereka tengah diombang-ambing oleh gelombang air bah yang luar biasa deras. Kamu berkata dalam hati : Mereka memang telah menganggapku kehilangan akal sehat, alih-alih mempercayai apa yang ku katakan, mereka malah membawaku menemui banyak psikiater. Mereka pikir aku ini gila. Mungkin memang kedengaran sedikit gila, tapi 'mimpi' itu begitu nyata. 'Tugas' itu begitu nyata. Dan aku yang bodoh ini kehabisan cara untuk membuat mereka melihat apa yang ku lihat.

Ini semua salahku, bukan salah mereka. Aku tidak punya satu alasan pun untuk menimpakan kesalahan ini pada mereka. Mereka hanya terlalu sayang kepadaku, mereka takut kehilangan diriku. Dan lagipula hal-hal seperti ini, pasti sangat sulit diterima oleh nalar mereka. 

Siapa sih yang bakal menyangka akan ada banjir besar yang punya kemampuan meluluh lantakan seluruh kehidupan.

kita tidak sedang hidup pada zaman messianik, hari ini perkembangan kemampuan manipulasi manusia atas ruh alam telah jauh melampaui kebutuhan-kebutuhan untuk sekedar bertahan hidup. Hoover dam raksasa berteknologi tinggi dibangun dalam sekejap mata untuk mensupplay pasokan listrik kota Vegas, simply agar semua orang bisa tetap bersenang-senang di atas meja judi. Siapa yang bakal menyangka, huh?!

Kamu terkulai di sudut dek sambil memeluk erat lututmu yang gemetar tak karuan. Kamu bergumam sedirian : "buat apa aku hidup, tapi mereka semua mati.. "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun