Eva meninggal setelah memuntahkan bayi ular itu. Dan ternyata seluruh mahasiswa kelasku pun telah tiada dengan penyebab kematian yang sama. Hanya dalam beberapa jam mahasiswa, dosen dan siapa pun yang berkontak fisik dengan Eva hari itu dan hari sebelumnya mengalami gejala yang sama.
Dugaanku, yang menyebarkan penyakit ini bukanlah Eva. Akan tetapi ... aku karena aku juga terkena cairan larutan rendaman ular itu dan aku masih sehat-sehat saja, artinya aku menjadi orang yang menyebarkan penyakit itu.
Suara notifikasi dari ponselku menyadarkanku dari lamunanku. Tertera di layar bahwa ibu kosku yang mengirim chat di grup. Dia meminta kami membayar uang kosan atau meninggalkan kosan ini jika tidak bisa membayar. Saldo di rekeningku seketika kosong, setelah melakukan m-banking ke ibu kos.
Aku pun kembali meratapi nasibku, memandang langit-langit kamarku. Kemudian, mengangkat kedua tanganku seolah ingin menggapai lampu yang tak lagi bersinar di atas sana.
Aku memandangi tanganku, memandangi bintik-bintik merah itu. Aku sadar aku sudah mulai mengalami gejala-gejala itu. Aku mulai merasa demam.
Apakah aku masih akan hidup besok?
Â
SELESAI.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H